08. Hukuman

17.2K 676 47
                                    

~Happy reading~

"Gimana nak kalian setuju kan dengan perjodohan ini" tanya kyai Hanan sambil melihat ke arah Nadira dan Gus Alvan.

Semua orang yang ada disana juga menatap Nadira dan Gus Alvan.

"Alvan ikut gimana baiknya aja bi"

sebenarnya Gus Alvan tidak mau menerima perjodohan ini, ia takut nanti nya pernikahan nya tidak bahagia karena mereka tidak saling mencintai tapi demi kesehatan sang Abi gus Alvan rela menerima perjodohan ini.

"Dira juga" ia sambil menatap ke ayah nya yang tersenyum ke arah nya

"Baiklah kalo begitu pernikahan kalian akan dilaksanakan tiga hari lagi" ujar kyai Hanan.

"Kok cepet banget kyai" tanya Nadira terkejut

"Iya nak, abi ingin melihat anak Abi menikah, hal yang baik kan tidak boleh di tunda-tunda, lebih cepat lebih baik."

"Iya nak bener kata kyai Hanan" jawab ayah anugrah.

"Yaudah kalo gitu tapi Dira mau pernikahan ini dilaksanakan secara tertutup aja, lagian kan Dira akan mondok di pesantren tempatnya kyai, Dira gamau mereka berteman sama Dira hanya karena Dira istrinya Gus Alvan"

Mereka semua pun menyetujui keinginan Dira, karena Dira juga masih sekolah,nanti kalo Nadira sudah siap baru mereka akan mengadakan resepsi pernikahannya.

"Yasudah kalo begitu kami pamit dulu kyai, takutnya nanti kemalaman" ujar ayah anugrah

"Dira ikut pulang ya yah"

"Engga kamu tetep tinggal di pesantren" jawab ayah Nadira dengan tegas.

"Alvan dan Elisha sebaiknya kalian pulang saja ya nak, sekalian antar Dira ke pondok, nanti kalo mau tidur di ndalem juga boleh tinggal siapkan kamar tamu nanti" ujar ummi salmah dengan lembut

"Alvan disini aja mi, temenin ummi"

"Kamu pulang aja nak,disini ummi bareng Faiz kamu tenang saja"

"Iya bang tenang saja,Faiz akan temenin ummi disini, sebaiknya abang pulang saja".

Akhirnya mereka semua pun pulang,ayah anugrah, bunda Amanda dan zayn langsung pulang ke rumah nya, sementara Gus Alvan, Ning Elisha dan Nadira pulang ke pesantren.

***

Saat ini Gus Alvan, Ning Elisha dan Nadira sudah sampai di ndalem.

"Mbak Nadira mau tidur di mana, di ndalem atau di pondok" tanya Ning Elisha

"Di pondok aja Ning "

"Yasudah dek tolong anterin Nadira ke kamar pondok ya" ujar Gus Alvan

"Oh ya Nadira tolong itu jilbabnya dipake dengan benar" ujar Gus Alvan lagi pasalnya saat tadi di dalam mobil Nadira melepaskan jarum pentul di jilbabnya jadi rambut dan lehernya kelihatan

"Eh Gus jangan ngatur-ngatur saya ya, mentang-mentang mau jadi suami saya mau ngatur saya, lagian yah Gus dulu tuh saya gak pake jilbab, karena kesini ni makanya dipaksa pake jilbab sama ayah saya" tukas Nadira sinis

Imamku Gus Alvan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang