Jangan lupa sebelum membaca pencet ⭐ ya teman teman
~Happy Ready~
"Oh ya Ning Aisyah lain kali saya harap Ning aisyah tidak lagi mencampuri urusan Nadira, Ning Aisyah juga tidak perlu melapor atau mengatakan sesuatu pun tentang Nadira, apa pun yang dilakukan Nadira biar menjadi urusan saya, Ning Aisyah tidak perlu ikut campur, saya permisi assalamualaikum"ujar Gus Alvan dengan tegas pada Ning Aisyah setelah itu Gus Alvan pergi dari sana seraya menarik tangan Nadira.
"Waalaikumsalam" ujar aisyah
***
Saat ini Gus Alvan membawa Nadira ke kamarnya.
"Maksud Gus apaan sih bela Ning Aisyah, Gus masih cinta ya sama Ning Aisyah, udah lah Gus jujur aja" ujar Nadira kesal.
"Saya bukan bela dia Nadira tapi saya hanya gamau kalian berantem terus gimana kalo para santri tau kan gaenak"
"Sebenernya istri Gus Alvan itu saya atau Ning Aisyah sih, harusnya Gus Alvan bela saya bukan malah nyuruh saya minta maaf sama itu nenek lampir...."
Cup
Nadira terdiam saat merasa bibirnya dicium secara tiba-tiba oleh Gus Alvan.
"Udah kan bawel banget sih"
"Apaan sih Gus cium-cium saya"
"Udah jangan marah, sini duduk dulu" ujar Gus Alvan menepuk kasur disampingnya menyuruh Nadira untuk duduk disampingnya. Nadira pun duduk disamping gus Alvan.
"Apaan sih Gus suruh saya duduk, saya lagi kesel ya sama Gus Alvan"
"Ga baik loh kesel sama suami, nanti dosa emang kamu mau dapat dosa hmmm"
"Suami apaan yang membela perempuan lain bukannya istrinya"
"Jadi ceritanya masih ngambek ini istrinya Gus Alvan ya" ujar Gus Alvan sambil menoel-noel pipi Nadira
"Apaan sih Gus" ujar Nadira sambil menepis tangan Gus Alvan.
"Udah jangan marah terus, gimana kalo nanti kita pergi ke pasar malam, mau gak"
"Gak, mending ajak aja tuh Ning Aisyah calon istri Gus nya"
"Ngapain ngajak Ning Aisyah kalo saya sudah punya istri, yakin gamau"tanya Gus Alvan lagi
"Engga, ajak aja tuh Ning Aisyah"
"Yaudah kalo gitu, saya ajak Ning Aisyah aja" ujar Gus Alvan sambil berdiri berniat keluar dari kamar.
"Huaaaaaaaaa bundaaaaaaa Gus Alvan tega sama Nadira" ujar Nadira, sementara Gus Alvan sudah terkekeh melihat kelakuan istrinya itu.
"Jadi gimana mau gak, kalo gak saya ajak Ning Aisyah nih" tanya Gus Alvan yang sedang berdiri di pintu
"Iya-iya mau, lagian Gus Alvan gimana sih, kalo istrinya gamau itu di bujuk kek bukan malah biarin gitu aja, dasar Ga peka" ujar Nadira kesal
"Kok malah nyalahin saya, kamu nya aja yang jual mahal"
"Heh Gus ga baik tau ngatain istri kek gitu"
"Iya maaf zauzatii" ujar Gus Alvan, sementara Nadira di buat salting karena dipanggil istri ku oleh Gus Alvan.
***
Ketika Gus Alvan dan Nadira sudah sampai di pasar malam ia pun langsung berkeliling untuk mencari hiburan.
"Guss boleh gak aku ke sana sebentar" ucap Nadira dan mengimutkan mukanya
"Apa sih yang gak boleh, ya udah kamu ke sana saya mau ke toilet dulu, inget jangan jauh jauh ya, kalo ada apa apa cari saya, saya cuman sebentar aja"
"Siap tuan" jawab Nadira sambil hormat di hadapan Gus Alvan
Gus Alvan pun langsung pergi meninggalkan Nadira, dan Nadira pun langsung pergi ke sesuatu tempat.
"Sebenernya saya gk mau ke toilet, hmm saya mah beliin sesuatu buat Nadira aja ya biar dia seneng, tapi kesukaan dia apa sedangkan saya aja gak tau kesukaan dia apa" ucap Gus Alvan dengan dirinya
Kini Nadira hanya berkeliling sendirian tadi ia niatnya mau bermain di wahana tetapi ia di halang dengan seseorang yang memanggil namanya.
"Nadiraaaa" ucap seseorang itu
Nadira pun langsung menengok ke belakang dan melihat siapa yang memanggilnya "iya" ucap Nadira dengan singkat
"Gimana kabar kamu sekarang dir" ucap lelaki itu, lelaki itu ialah Azka teman Biyan waktu dulu
"Alhamdulillah baik, kamu kok ada di sini Ka" ucap Nadira yang basa basi
"Ehemm sekarang ngomongnya udah sopan banget lo dir, owh gw lupa kan udah jadi istrinya seorang Gus ya" ujar Azka
"Apa-apaan sih ka, emang salah gitu kalo aku jadi perempuan kalem dikit" ujar Nadira
"Iya-iya Ning Nadira hahaha, eh lo sama siapa dir, kok sendirian aja"
"Engga sendirian kok ka tadi aku bareng Gus Alvan tapi dia lagi ke toilet, kamu sendiri sama siapa ka" tanya Nadira
"Eh ka kemana aja lo, gw cariin dari tadi lah lo malah enak-enakan nih sama cewe" ujar seseorang lelaki yang baru saja datang, lelaki tersebut tidak tau wanita yang bersama Azka itu siapa karena Nadira berdiri membelakangi nya.
Nadira pun menoleh ke asal suara itu dan dia sedikit terkejut saat melihat siapa pemilik suara itu.
"Biyan" ujar Nadira dengan ekspresi terkejut nya
"Ayy eh maksud gw Nadira kok kamu bisa disini" ujar Biyan
"Ya bisa lah emang ini punya nenek moyang lo yan, yang bisa kesini cuma lo doang" ujar Azka karena ia melihat Nadira cuma diam saja
"Ya maksud gw bukan gitu Curut, maksudnya kok bisa dia di sini sendirian gitu" ujar Biyan lagi
"Engga sendirian kok, tadi aku bareng...."
"Nadira" ujar seseorang yang datang menghampiri Nadira dan langsung merengkuh pinggangnya. Siapa lagi kalo bukan Gus Alvan
"Eh Gus, i-ini tadi Nadira ketemu sama temen SMA Nadira gak sengaja Gus" ujar Nadira pada Gus Alvan, sebenarnya ia takut kalo suaminya itu akan salah paham lagi seperti waktu itu.
"Ini siapanya lo dir" tanya Azka penasaran, pasalnya ia belum kenal siapa lelaki yang tiba-tiba datang langsung memegang pinggang Nadira begitu saja.
"Kenalin ka ini Gus Alvan..." ujar Nadira
"Saya Alvan, suaminya Nadira" ujar Gus Alvan sambil mengulurkan tangannya pada Azka dan menekan kata 'suaminya'
"Saya Azka temennya Nadira" ujar Azka sambil menerima uluran tangan Gus Alvan, Azka sesekali melihat ke arah sahabatnya Biyan disana terlihat sekali bahwa Biyan sedikit tidak suka dengan suasana saat ini.
"Kalo gitu saya sama istri saya pamit dulu" ujar Gus Alvan sambil memegang tangan Nadira
TBC
Hayoo penasan ya guys, terima sudah baca part ini ya guys.
Semoga kalian sehat selalu ya guys..
Jangan lupa vote dan komen, kalau ada typo tolong komen ya guysSpam next yang banyak guys biar kita up👉
Barakallah fiikum 🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Gus Alvan (On Going)
SpiritualKisah tentang seorang gadis kelas 12 SMA yang harus di pindahkan dari sekolah menuju ke pesantren karena kenakalan seorang gadis yang luar biasa yang bernama Nadira. Ia dipindahkan ke pesantren Al-Faiq milik sahabat ayahnya karna ia tidak mau anakny...