Lisa baru aja satu langkah menginjak kan kaki nya memasuki gerbang sekolah dengan gembira. Namun sedetik kemudian mood nya langsung hancur. Bagai mana tidak orang yang paling ingin Lisa hindari dengan datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya sudaj nangkring aja di gerbang sekolah.
"Pagi bebe nya Rosè." Ya orang yang membuat mood Lisa hancur adalah Roseanne park pindahan dari negara kanguru itu sejak enam bulan yang lalu selalu mengganggu hari-hari nya.
"Bebeb bebeb pala lo peyang. Bisa gak sih sehari aja lo gak gangguin gua." Kesal Lisa.
"Kan udah aku bilang yang gak bisa." Ujar Rosè santai mengabaikan tampang kesal Lisa.
"Bodo ah!." Lisa langsung berjalan cepat menuju kelas nya.
"Eh bebeb nya Rosè. Tungguin dong!." Panggil Rosè mengejar Lisa.
"Bebeb udah sarapan?."
"Kalai belum mau ayang Rosè beliin?."
"Kalau gak mau ayang Rosè bellin minum?."
"Aduhh bebeb Lisa kok gak jawab sih?." Tanaya Rosè sedikit kesal sedari tadi di abaikam oleh Lisa.
"Ck. Mening lo diem deh. Lo kek gini kek gak ada harga diri aja!." Sentak Lisa kesal den kini menaikan nada suara nya.
Sontak membuat Rosè diam dan beehenti berbicara dan mengejar Lisa. Dan sudah sering kali Lisa menghina diri nya, tapi tah kenapa Rosè tetap mengejar dan mempepet Lisa.
Rosè menatap punggung Lisa yang kini sudah menjauh dan membelok masuk ke kelas nya dia tersenyum masam.
"Suatu saat kamu pasti akan melihat ke arah ku." Gumam Rosè lalu berjalan ke kelas nya.
Di kelas Jisoo dan Naeyon yang melihat wajah kusut Lisa saat masuk kelas langsung menayakan nya.
"Kanapa lu. Pagi-pagi dah kusut aja tu mukak?." Kekeh Naeyon.
Lisa tak menanggapi nya dan memilih duduk di bangkunya tepat di belakang Jisoo.
"Paliangan gegara Rosè." Tebak Jisoo.
Mendengar nama Rosè membuat kekesalan Lisa kembali.
"Gak usah sebut-sebut tuh nama cewek resek dah. Bikin kesel aja." Ujar Lisa memang bener-bener kesel.
"Udah trima aja kalik si Rosè nya." Saran Naeyon.
"Ih najis!." Sakras Lisa menujukan ekspresi jijik.
"Jangan terlalu benci, ntar suka lo sama dia tau rasa lo." Sumpah Naeyon.
"Itu mulut mau gua robek ha!." Sekarang Lisa marah, membuat Naeyon memalingkan wajah dari Lisa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Saat istirahat Lisa, Jisoo dan Naeyon memutuskan pergi makan ke kantin, dan langsung duduk di meja tengah kusus untuk tiga orang.
"Kalian pada pesan apa?. Biar gua yang pesanin?." Tanya Naeyon.
"Gua, nasi goreng khimci sama jus jeruk aja." Pesan Lisa.
"Samain aja biar gak ribet." Ujar Jisoo.
Naeyon pun langsung pergi memesan pesanan mereka.
"Bebeb Lisa ini Ayang Rosè beliin susu coklat buat bebeb. Di minum ya." Rosè meletakan susu kotak di samping Lisa dan langsung pergi ke meja teman teman nya.
"Lah lo gak beli apa-apa?." Tanya Seulgi
"Beli kok?." Sante Rosè langsung duduk di kursi nya.
"Trus lo beli apa kok gak bawa apa-apa?." Tanya Suzy
"Udah gua kasih ke bebeb Lisa." Rosè lanjut menyantap makanan nya.
"Lisa lagi Lisa lagi." Ujar Suzy malas.
"Lo beneran suka sama Lisa?." Tanya Seulgi memastikan.
"Gua gak suka Lisa. Tapi gua cinta dan sayang sama dia." Rosè mengakui perasaan nya menatap Seulgi dengan jujur.
"Kalau lo bener-bener cinta sama Lisa gua dukung kok. Tapi lo harus berusah keras lo tau kan Lisa itu sangat populer di kalangan cewek atau pun cowek. Trus dia kek nya risih deh sama ke hadiran lo." Pringat Seulgi.
"Gua tau kok. Dan biarin gua berjuang dengan cara gua sendiri." Pinta Rosè.
"Tapi cara lo bisa buat nyakitin perasaan lo. Jika lo udah lelah memperjuangkan lo boleh berhenti tuk berjuang kok." Saran Suzy.
"Iya. Makasih ya kalian selalu ada buat gua." Ujar Rosè.
"Sok bilang makasih lo." Decek Suzy kesel.
"Kek sama siapa aja lo." Timpal Seulgi.
Rosè hanya terkekeh menanggapi respon teman-teman nya. Dia sangay bersyukur setelah kembali pindah ke negara kelahiran nya ini dia mendapat sahabat yang sangat baik dan selalu mendukung diri nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pulang sekolah Lisa sedang duduk ngadem di bawah pohon dekat gerbang sekolah, dia sedang menunggu jemputan nya yang terlambat dengan kesal.
"Eh, bebeb Lisa?." Mendengar suara itu kekesalan Lisa kian bertambah.
"Diem lo!." Sentak Lisa.
"Kok belum pulang?, jemputan nya telat ya?" Tanya Rosè lagi mengabaikan keksesalan Lisa.
"Lo udah tau pake nanya lagi." Ketus Lisa.
"Aku temenin bebeb Lisa aja ya. Nanti di kira orang gila lagi duduk dendirian di bawah pohon sambil menggerutu gak jelas." Kekeh Rosè.
"Apa!!. Lo bilaang gua gila!." Pekik Lisa makin kesal.
"Hahahaha. Akan cuman bilang kaya lo. Bukan bilang kamu gila." Elak Rosè.
"Rosè!!!!!! Ngselin banget sih jadi orang." Geram Lisa dan kini udah terlihat marah.
"Hahha jangan marah-marah dong. Iya iya aku diam oke." Rosè memilih berhenti menganggu Lisa dari pada benjol karena di amauk kan mening diam pikir Rosè.
Rosè pun memilih duduk agak bejarak dari Lisa dan memasang earphone ke telinga dan mendengarkan musik. Dan mulai menyanyi kecil mengikuti alunan musik yang dia dengar.
"Bagus juga nih suara orang resek." Gumam Lisa menikmati suara indah milik Rosè.
Selama menunggu jemputan nya, Lisa dan Rosè tidak saling bicara. Hanya Rosè yanh terus-menerus bernanyi pelan sangat menikmati lagunya.
"Maaf nona saya terlambat. Tadi macat di jalan." Ujar Pak Choi supir pribadi Lisa.
"Gak papa paman." Jawab Lisa sambil tersenyum lembut.
Lisa langsung masuk ke mobil.saat supir nya membukakan pintu belakang untuk nya.
"Pak bunyikam kelekson son nya." Pinta Lisa.
"Baik non."
Tin
Tin
TinBunci kalson mobil terdengar membuat Rosè membuka matanya melihat Lisa yang sudah dalam mobil jemputan nya.
"Gua pergi dulu ya. Hati-hati di jalan." Ujar Rosè sambil berjalan kaki menjauh dari mobil Lisa.
Kenapa Rosè gak naik mobil atau motora?, karena dia gak punya bukan gak biasa mambawanya. Dan kenapa tidak naik angkutan umum saja?, karena malas kata nya.
Setelah Rose berbalik wajah ceria dan senyum bodoh nya langsung hilang menjadi wajah dingin nya.
"Dingin." Batin Rosè.
E
M
.
LEBE
.
YAH
.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I LOVE YOU= MY SUN
Fanfiction"Dia adalah orang pertama yang memberi ku kehangatan di dingin nya kesendirian. "Dia yang memenyinari hidup ku, di gelap nya dunia ku." "Dia yang merupakan cinta pertama ku. juga yang memberi luka patah hati ku." "Dimana aku harus memilih merel...