36.

284 35 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kak Wendy?." Panggil Jisoo.

"Ada apa ini?." Bingung Wendy saat melohat Jisoo, Seulgi, Suzy,Nayeon, serta Jennie menghampiri nya ke kantin kampus nya dengan wajah serius seperti mengajak tauran.

"Siapa Wen?." Tanya salah seorang teman Wendy.

"Sahabat adik ku." Jawab Wendy.

"Cantik ya. Kenalkan lah aku dengan gadis cantik ini." Ujar nya menggoda menunjuk Jisoo.

"Jangan sok ganteng, kau pikir wajah mirip teflon kek kau bisa membuat nya tertarik!." Ketus Jennie langsung.

"Kenapa kau marah?, apa kau ingin ku goda juga." Ujar nya berkedip yang dia pikir seksi tapi menjijjkan bagi Jennie.

"Najis.!" Jennie bergidil ngeri melihat itu.

"Alah sok-sok an bilang najis. Di ajak ke hotel mau juga lo." Ujar nya kurang ajar.

Byur!!

Terjadi lah hujan lokal membasahi lali-laki yang bicara kurang ajar itu. Bukan Jennie yang melakukan nya, apa lagi Jisoo.

"Ah.  Sekali lagi lo kurang ajar sama adek-adek gua. Mati lo." Ancam Wendy mencengkram karah teman nya.

"So so sorry Wen. Gak lagi lagi."  Ujar orang itu merasa bersalah. Niat nya cuman becanda tadi tapi mungkin dia sudah kelewatan.

Wendy menghempas kerah laki-laki itu, dan dia langsung menghampiri adik-adik nya.

"Ada apa cari kakak ke kampus begini?." Tanya Wendy.

"Kita mau tanya sesuatu sama kakak. Boleh?." Tanya Seulgi hati-hati.

"Boleh. Kek nya penting. Kita bicara di tempat lain aja." Ajak Wendy.

Mereka mengangguk dan mengikuti Wendy yang membawa nya menaiki tangga entah kemana. Hingga Wendy membuka pintu dan mereka melihat  pemandangan seluruh kampus, ternyata Wendy mengajak mereka ke roftof gedung hukum.

"Kita bicara di sini saja." Wendy menduduk kan diri di

"Kak Wendy jangan tersinggung ya."  Suzy bicara dengan hati-hati.

Wendy mengangguk, dan menatikan apa yanh selanjut nya  sahabat dari adik nya ini hendak katakan.

"Kapan kak Wendy ketemu dengan Rosè?." Tanya Nayeon setelah mereka lama diam.

"Lapan tahun yang lalu kenapa?." Tanya Wendy.

"Lalu apa yang kakak tau tentang Rosè?." Lanjut Jisoo.

Wendy terdiam, lalu tersenyum miris, lalu menatap ke depan Jisoo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku tidak tau apa-apa tentang Rosè." Lirih Wendy.

"Maksud kak Wendy?." Bingung Jennie.

"Aku tidak tau apa-apa tentang Rosè kecuali cafe itu, aku tau dia pergi ke Australia tapi tidak tau untuk apa, aku hanya tau umur,sekolah nya saja. Bahkan hari ulang tahun nya pun aku tidak tau. Jika di fikir tidak adil juga Rose tau semua tentang diri ku tapi dia tidak pernah mau memberi tahu ku tentang dirina. Kadang aku merasa  sudah menjadi parasit dalam hidup Rosè karena sejak bertemu dengan Rosè hidup ku berubah, aku punya tempat tinggal, bersekolah, punya pekerjaan, mobil, motor, laptop, ponsel sebenar nya jika di ingat-ingat itu semua Rosè yang memberikan nya, walau aku yang memegang cafe nya selama delapan tahun." Jelas Wendy terlihat sorot luka di mata indah nya itu dan mereka semua dapat melihat luka itu.

"Maaf kak Wen." Sesal Suzy setelah mendengar putus asa Wendy tehadap seluruh rahasia Rosè.

"Lalu apa kalian tau sesuatu tentang Rosè?." Tanya Wendy balik.

BECAUSE I LOVE YOU= MY SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang