Lisa berbaring dengan santai nya di atas tanah basah tanpa alas apa pun, dia tidak peduli jika baju nya kotor terkena tanah.
Dia meletak kan tangan kanan di bawah kepalanya sebagai batanlan, menatap langit pagi hari yang mendung tanpa matahari, serta merasakan segar nya angain pagi di tempat terbuka itu tanpa terpapat polusi udara."Chaeng?." Panggil nya menatp lurus ke langit.
"Aku merindukan mu Sayang. Sangat amat merindukan mu." Lanjut nya kini mata nya mulai berkaca-kaca.
"Sudah lima tahun sejak kau meninggal kan ku. Lima tahun ini rasa cintaku semakin besar padamu, aku selalu tertawa setiap bersama orang lain dan akan menangis menahan rindu pada mu ketika aku sendirian." Cerita nya dengan sura bergetar menahan tangis berbicara seolah Rosè benar-benar di sebelah nya dan menatap nya dengan penuh cinta.
"Kau tau Chaeng. Aku lelah. Aku lelah dengan mommy yang selalu menjodohkan ku, lelah dengan tatapan prihatin sahabat kita karena merasa iba padaku, lelah menahan rinduku pada mu Chaeng." Jelas nya mengeluarkan uneg-uneg nya.
Lisa menyampingkan badan nya ke kiri sambil tersenum lirih dengan air mata penuh kerinduan membasahi wajah cantik nya.
Membuat tangan kiri nya sebagi bantalan, lalu tangan kanan nya meraba tanah kuburan Rosè seperti sedang memeluk sambil tiduran.
Menatap nanar batu nisan yang bertuliskan nama kekasih hati nya di sana.
"Kapan Chaeng?, kapan kau akan menjemputku hemm?." Tanya nya sambil meraba nisan itu seolah meraba wajah Rosè.
"Rindu ku padamu seolah membunuhku, mencengkaram erat leherku. Aku sangat ingin bertemu dengan mu Chaeng dan tinggal dengan mu selama nya di sana dia mana kau menungguku selama ini." Ujar Lisa lebih merapatkan tubuh nya sengan kuburan Rosè.
"Berhenti lah menunggu dan menatap ku dari atas sana. Datang dan jemput aku kemari dan bawa ke tempat mu Sayang.
Kau tidak mau ya?, makanya tidak pernah mendatangiku sekalinpun di mimpiku. Apa kau bosan dengan ku?, atau kau asik dengan bidadari cantik di surga sana?,.Jika itu benar maka aku akan sangat marah padamu." Tegas Lisa di akhir kata nya masih asik rebahan sambil memeluk kuburan Rosè dan seskali mencium gunduakan tanah kuburan Rosè.Lisa memejam kan matanya, mencari kenyamanan di tangan nya yang terusa menguasap-usap tanah kuburan Rosè, memeluk erat layak nya dia sedang memeluk Rosè.
Drrrrtttttt drrrttttt drrrttt.
Ponsel Lisa berbunyi dengan malas Lisa mengambil ponsel dalam saku nya kemudian mengangkat tanpa melihat siapa yang menelpon nya.
"Hallo?." Jawab nya masih memejamkan mata nya.
"Yak Lisa kau dimana?." Tanya Wendy di sebrang sana.
"Sedang tidur bersama Chaeng, kenapa?." Balas Lisa santai.
Wendy, Joy, dan Seulgi yang sedang dalam perjalanan menuju Villa diam seketika, karena Wendy mengeraskan suara panggilan nya. Mereka tau dan hati mereka sakit mendengar nya.
"Kau cepat lah ke Villa kami sudah mau sampai. Dan kau jangan lama." Ujar Joy ketua menyembunyikan kesedihan nya.
"Iya, aku akan segera kesana." Santai Lisa dan memutuskan sambungan secara sepihak.
"Ck!, selau mematikan sambungan sesuka dia." Kesal Seulgi dalam kursi penumpang
"Kau tau sendiri setiap dia mengunjungi makam Rosè dia seolah tidak butuh siapa pun." Sendu Wendy.
"Benar juga, aku harap Lisa suatu hari nanti bisa mengikhlaskan kepergian Rosè." Harap Seulgi. Wendy dan Joy mengangguk setuju dengan Seulgi.
.
.
.
.
Sedang kan Lisa masih di makam Rosè, bangun dari rebahan nya, memberishan bajunya dengan menepuk-nepuk pakai tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I LOVE YOU= MY SUN
Fanfiction"Dia adalah orang pertama yang memberi ku kehangatan di dingin nya kesendirian. "Dia yang memenyinari hidup ku, di gelap nya dunia ku." "Dia yang merupakan cinta pertama ku. juga yang memberi luka patah hati ku." "Dimana aku harus memilih merel...