46

240 32 0
                                    

.
.
.
.
.

Rosè berdiri menatap datar lelaki bertubuh besar terbaring tak berdaya di lanti dengan bebebarapa bekas tusukan di area jantung dan darah segar membashi lantai, pisau juga wajah Rosè yang terciprat darah orang itu.

"Kau bisa berdiri?." Tanya Rosè pada V.

"Ya, bisa." Dengan lirih V berusaha untuk bangun.

Sedangkan Rosè segera membantu Lisa berdiri dan memapah nya berjalan keluar. Meninggalkan Krystal yang tak sanggup lagi bahkan untuk berdiri sekali pun.

"Bertahan babe, aku akan segera membawa mu keluar dari sini dan segera kerumah sakit." Jelas Rosè khawarit dengan Lisa yang ke adaan nya sudah melemah.

Mereka berjalan menyusuri hutan yang maulai gelap menuju jalan raya, di mana Rosè menyuruh beberapa orang menunggu di sana serta telah menyiap kan mobil juga

"Wah wah mau kemana putri ku?." Tiba-tiba tuan Jung menghadang jalan mereka dengan beberapa bodyguard nya.

"Minggir!." Geram Rosè marah.

"Turuti dulu permintaan ku baru aku akan minggir." Jelas nya tidak terbantah kan.

"Aku tidal sudi!." Sentak nya jijik.

Tuan Jung mengepal tangan kesal, dia memberi kode pada anak buah nya dan mereka  segera maju menarik Lisa dari rangkulan nya dengan paksa.

"Jauhkan tangan kotor mu dari nya sialan!." Bentak Rosè marah.

"Berani mendekat?, dia mati." Ancam nya tegas dan kini mengarahkan pisau ke leher Lisa hingga gadis itu meringis karena  leher nya sedikit tergores dan mengeluarkan darah.

"JANGAN SENTUH DIA!!!."  Bentak Rosè marah,takut bercampur jadi satu.

"Kau takut?, hahahahaha." Tawa jahat tuan Jung semakin menekan pisau itu ke leher Lisa.

"Akhhh!." Ringis Lisa merasa sakit.

Melihat itu Rosè marah!, sangat marah tapi dia memilih menutup mata nya, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan untuk menenangkan diri nya, dia tidak boleh terbawa emosi karena itu semakin membahayakan Lisa.

"Baik, aku turuti ke mauan mu." Ucap Rosè akhir nya dengan sangat berat hati.

"Bagus bagus hahaahaha bagus." Tawa senang tuan Jung.

"Tapi ada siarat nya." Membuat tawa tuan Jung seketika berhenti.

"Apa menurut mu kau saat ini dalam posisi untuk mengajukan persiyaratan?." Geram tuan Jung.

"Tentu saja!, karena aku punya ini." Dengan tegas Rosè mengacukan flashdisk warna hitam di sana.

Sontak tuan Jung membelalakan mata karena marah.

"Kau!!." Geram nya menunjuk Rosè kesal.

"Benar! Aku yang menyuruh orang untuk mencuri nya. Bagaimana tuan?." Tantang Rosè dengan senyum kemenangan.

"Apa?!." Ujar nya dengan membentak tak rela.

"Lepaskan Lisa dan V. Maka flashdisk ini kembali untuk mu, aku akan menjadi anjing mu. Bagai mana? Tertarik?." Ujar Rosè dengan santai berbeda dengan  hati nya yang gundah.

"Kau bisa saja menghancurkan keluarga Jung dengan data itu sekaligus untuk balas dendam. Tapi kau merelakan kesempatan itu hanya untuk gadis ini?." Ujar tuan Jung meragukan persyaratan Rosè.

"Aku memang dendam, aku juga ingin membalas dendam ke inginan untuk menghancurkan mu juga sangat besar. Tapi Lisa jauh lebih berharaga, jauh lebih penting dari dendam untuk menghancurkan mu bahkan di banding nyawamu sendiri Lalisa kekasih ku jauh lebih berharga. Jadi untuk menjaga dan melindungi nya aku repa melakukan apa pun." Jelas Rosè demgan tatapan teduh, dan tersenyum manis menatap Lisa yang kini sudah menangis karena perkataan Rosè dia senang dengan itu tapi juga sedih karena dia merasa hanya jadi penghalang untuk Rosè.

BECAUSE I LOVE YOU= MY SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang