28

279 36 2
                                    
















"Hallo?." Rosè menjawab sebuah telepon saat dia duduk di roftof sekolah.

"Apa kamu masih tidak mau bekerja menjadi dokter atas nama keluarga Jung." Tanya Krystal di sebrang sana.

"Berapa kali harus ku katakan bahwa aku tidak mau!." Sentak Rosè kesal.

"Baik lah. Tapi jangan salahkan aku jika kekasih mu terluka." Ucap Krystal dengan pelan tapi terpancar ancaman do setiap kata yang di ucap kan nya.

"Jangan pernah menyentuh Lisa, Krystal!. Jika ku menyentuhnya se ujung kuku saja aku pastikan kau mati sialan"

"Hahaha. Kau tidak akan bisa menyentuhku Rosè. Aku adalah Krystal Jung dari keluarga Jung yang berkuasa. Dan jika gadis poni itu terluka itu semua salah mu. Hahahahah". Terdengar tawa jahat Krystal dari sebarang sana.

Rosè mengepal kan tangan nya hingga bergetar saking kuat nya, rahang nya mengeras dan tatapan matanya sangat tajam. Marah Rosè benar-benar marah.

"Kenapa kau diam Rosè?, kau takut?, hahaha sudah sepantas nya kau takut Rosè. Karena keluarga Jung bukan keluara yang sebaik oramg-orang bicarakan Rosè."  Kekeh sombong Krystal di sebrang sana.

Hal itu membuat Rosè mengeluarkan semirik jahat nya, yang pasti nya  tidak bisa di lihat oleh lawan bicara nya.

"Terimakasih sudah mengingatkan ku Nona Jung." Ujar Rosè santai membuat Krystal mengkerutkan dahi bingung di sebrang sana yang tentunya tidak bisa di lihat oleh Rosè.

"Pada dasarnya kita sama.  NONA JUNG. Dan mungkin aku lebih mengerikan dari apa yang kau pikirkan Nona. Setelah berkata seperti itu Rosè mematikan sambungan secara sepihak dan semirik jahat nya tetap terpatri di bibir sexsy nya sambil menatap jauh ke depan dengan tatapan yang sulit di artikan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa kalian tidak merasakan kalau akhir-akhie ini Lisa terlihat berbeda?." Celetuk Suzy sambil menyantap makanan nya.

"Berbeda bagai mana maksud mu?." Bingung Nayeon.

"Dia selalu terlihat gelisah dan juga takut." Jelas Suzy dengan menatap Nayeon intes.

"Dan akau juga melihat dia seperti mencarai seseorang setiap kita kumpul bersama." Tambah Jisoo lagi

"Apa Lisa punya masalah?." Tanya Seulgi.

"Tapi dia bilang tidak punya maslah apa pun kan?." Ujara Jisoo lagi.

"Apa dia di ancam seseorang?." Terka Jennie.

"Ancama bagaimana maksud mu?, kau tau sendiri kan Lisa tidak pernah punya masalah atau mencati gara-gara dengan orang lain." Balas Seulgi.

"Tapi siapq tau kan?, dari masa lalu Lisa." Lanjut Jennie lagi dengan kecurigaan nya.

"Kurasa tidak. Menurutmu siapa orang gila yang mengancam orang sebaik Lisa?." Tutur Seulgi tidak percaya.

Jennie hanya mengedikan bahu nya tidak tau. Sedangkan Jisoo dan Nayeon sedari tadi saling memandang penuh arti sejak Jennie menyebutkan ancaman juga orang dari masal lalu.

Mereka sama-sama curiga pada orang yang sama. Tapi memilih diam dan menayakan lamgsung pada Lisa nanti nya.

"Apa kalian melihat Lisa?." Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka.

"Oh. Bukq Irene ada apa kesekeloh?." Tanya Jisoo.

"Mencari Lisa?." Ujar nya mengedarkan pandangan ke setiap.penjuru kantin.

"Lisa tidak masuk sekolah kata Momm Sandra mereka ke thailand menjenguk nenek Lisa." Jelas Jennie.

"Lalu dimana Rosè?." Irene kembali bertanya.

"Kami tidak tau." Jelas Suzy.

"Tapi dia di sekolah kan?." Tanya Irene lagi.

"Dia datang ke sekolah. Dan tidak masuk kelas sejak jam pertama pelajaran hingga sekarang." Jelas Suzy lagi.

"Memang nya buat apa nyariin Rosè sih buk?." Penasaran Seulgi.

"Aku di suruh dokter Han buat mencari Rosè karena ponsel nya tidak bisa di hubungi dan sudah tiga hari dia tidak datang ke penelitian." Jelas Irene.

"Emang sepenting apa sih Rosè di sana?, bukan nya dokter Han kepala penelitian Itu?." Bingung Jennie di angguki yang lain.

"Gak tau. Kata dokter Han dan seluruh peneliti di sana mengatakan Rosè lah pemegang kendali seluruh proyek." Jelas Irene membuat ke lima gadis remaja itu kaget se jenius dan sehebat itu kah Rosè? Pikir mereka dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sebenar nya kamu mau biacara apa sama daddy dan mommy Nak?." Tanya Marco pada Rosè yang duduk di depan mereka di ruang tamu kediaman manoban.

"Dimana Lisa?." Bukan nya menjawab Rosè malah bertanya.

"Sesuai permintaan mu. Kami sudah membri dia obat tidur." Jalas Sandra.

Rosè menghela nafas besar, dan mempersiap kan hati nya.

"Mom. Dad. Sebelum nya Rosè minta maaf." Rosè menggantung kata-kata nya dan kembali menghela nafas besar.

Sedangkam Marco dan Sandara juga ikit gugup melihat Rosè yang tampak sangat gugup.

"Rosè akan tetap melakukan apa yang Rosè katakan tiga tahun lalu Mom Dad." Ucap Rosè dengan penuh kehati-hatian.

"ROSÈ KAU!!!" bentak Marco tidak habis fikir dan suaranya menggema di dalam rumah itu.

"Kenapa nak?, apa menurut mu Lisa sudah tidak bisa sembuh?, apa kau sudah tidak bisa memikirkan obat untuk Lisa?, atau kamu lelah berjuang untuk Lisa nak?." Tanya Sandra dan kini air matanya sudah menetes membasahi pipi nya.

"Tidak mom!, Lisa pasti sembuh aku yakin itu.  Dan aku masih bisa untuk mencoba mendapatkan obat Lisa. Dan Rosè tidak pernah lelah sedikit pun untuk mebeliti obat dan tentang penyakit Lisa mom." Jelas Rosè sambil memeluk Sandra yang terisak-isak.

"Lalu kenapa Rosè?, kenapa kau ingi melakukan itu Rosè?." Tanya Marco dengan frustasi.

"Rosè hanya tidak tega Mom Dad. Rosè tidak sanggup melihat Lisa yang harus hidup bergantung dengan obat, dan harus selalu memahan rasa sakit yang Rosè yakin semakin lama rasa sakit Lisa alami semakin sakit." Jelas Rosè terdengar putus asa dengan di setiap kata nya.

"Selama Lisa belum menyerah dan masih ada semangat untuk berjuang dari rasa sakit nya. Daddy mohon kamu juga berjuang untuk selalu biasa menhibur Lisa nak." Jelas Marco sendu dan memeluk Rosè yang masih memeluk istrinya yang masih menangis.

"Maaf Daddy egois nak. Daddy hanya berharap kamu bisa berubah pikiran untuk menyerahkan nyawamu untuk Lisa nak. Dan daddy akan selalu berusaha mencari seseorang yang cocok." Batin Marco memper erat pelukan nya pada Rosè.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

.

"Mino segera kembali ke korea?." Ucap Krystal dalam sebuah sambungan telepon.

"............"

"Secepat nya. Kau memiliki tugas penting yang harus kau lakukan." Dingin Krystal memandang kedepan lebih tepat nya ke arah foto Lisa yang menempel di dinding.

"............"

"Bagus. Dalam dua hari kau harus sudah sampai di sini." Titah Krytal dan mematikan sambungan secara sepihak.





"Nah Rosè setelah ini apa yang kau perbuat selain harus menurut pada ku." Bisik Krystal sambil mengelus foto Rosè di sebelah foto Lisa yang banyak goresan pisau di wajah nya.







__________________________________

EM. LEBE. YAH.

CERITA INI HANYA KHAYALAN SANG PENULIS.

BECAUSE I LOVE YOU= MY SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang