"Tuan dan Noyonya bisa kita bicara di ruangan saya?." Tanya Dokter Han.
Marco dan Sandra sedikit ragu.
"Suster yang akan menemani Lisa di sebentar. Saya ingin bicara serius dengan anda berdua." Jelas Dokter Han paham akan keraguan Sandra dan Marco.
"Baik lah." Putus Sandra, walau dia ingin tetap menemani sang putri yang masih terbaring lemah di bangkar.
Tapi dia juga sangat penasaran apa yang ingin di katakan dokter Han. Yap! Benar. Di saat Rosè hampir putus asa dia melihat monitor jantug Lisa yang tadi nya lurus kini kembali bergerak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa yang ingin dokter katakan?." Tanya Marco gusar saat mereka sudah di dala ruang dokter Han.
"Kondisi Lisa sekarang buruk. Kita harus melalukan oprasi donor jantung. Jika tidak maka Lisa tidak akan bisa bertahan lebih dari enam bulan." Jelas Dokter Han.
"Lisaaaaaa." Lirih Sandra kini air matanya kembali luruh. Baru saja beberapa jam dia sedikit lega karena Lisa masih bertahan. Namun sekarang di hadapakan dengan kenyataan yang pahit.
"Apa tidak ada cara lain Dok?." Tanya Sensu Marco tapi tak alas air matanya juga luruh.
"Kami belum bisa menemukan cara lain selain donor jantung. Tapi saya dan Rosè sudah meneliti beebagai cara tapi tetap nihil. Hanya bisa membuat obat pereda rasa sakit." Jelas Dokter Han lagi.
"Sampai kapan obat itu bisa ber efek pada Lisa dok?." Tanya Sandra terpohat putus asa.
"Seperti kata saya tadi hanya ber efek enam bulan. Karena penyakit yang di derita Lisa sudah sangat parah." Jelas Sendu dokter Han.
"Apa dosa ku di masa lalu hingga engaku membalas nya pada putri ku Tuhan." Lirih Sandra merasa bersalah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Rosè?." Panggil Jennie saat melihat Rosè di parkiran rumah sakit.
"Oh. Kalian?, ingin menjenguk Lisa?." Tanya Rosè balik.
"Bagaimana kamu tau?, dan kenapa penampilan mu sangat berantakan?." Tanya Jisoo bingung.
Karena dia melihat rambut Rosè yang kusut, baju kemeja yanh dia pakai tidak terkancing dengan rapi alias panjang pendek, wajah yang kucel seperti belum mandi.
Rosè hanya memandang diri nya sendiri lalu terkekeh karena dia baru sadar kalau penampilanya sangat berantakan keluar rumah sakit. Pantas dia di lihat dengan tatapan adeh oleh orang sedari tadi.
"Lisa di lantai 3 VIP paling ujung kanan." Jelas Rosè mengabaikan pertanyaaan Jisoo tadi.
"Kau belum jawab. Bagaimana kau tau?. Bahkan aku sepupu nya saja baru di kabarai bahwa Lisa sakit. Dan aku senduri tidak tau dia sakit apa?." Tanya Jennie menuntut penjelasan.
"Aku di rumah sakit dari semalam sore. Dan dokter Han yang menangani Lisa. Otomatis aku tau karena aku asisten nya Jennie." Ujar Rosè sedikit kesal.
Dia sangat lelah hati, pikiran, dan fisik. Jadi sangat mudah Rosè untuk terpancing emosi nya.
"Ah. Baik lah. Kami akan kesana." Ujar Nayeon berusaha menetralkan suasana karena nampak Rosè kesal begitu juga Jennie yang di jawab ketus oleh Rosè.
"Kau tidak ikut kami?." Lanjut Nayeon.
"Aku mandi dulu." Ujar Rosè santai dan terdengar sangat lelah dari suara parau nya.
Jennie, Jisoo, dan Nayeon pergi menuju lif sedangkan Rosè pergi ke arah toilet tempat beribadah untuk membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE I LOVE YOU= MY SUN
Fanfiction"Dia adalah orang pertama yang memberi ku kehangatan di dingin nya kesendirian. "Dia yang memenyinari hidup ku, di gelap nya dunia ku." "Dia yang merupakan cinta pertama ku. juga yang memberi luka patah hati ku." "Dimana aku harus memilih merel...