30

295 33 2
                                    





Ejidnsksosnssshsjsiw9djdoelass





"Bagaimana ke adaan Lisa dok?." Tanya Sandra setelah dokter Han memeriksa ke adaan Lisa yang kini sudah membuka matanta setelah dua hari tidak sadarkan diri.

"Sudah lebih membaik Nyonya. Dan saya saran kan agar nona Lisa tetap memakan semua obat nya tepat waktu agar menambah tenaga nona Lisa." Jelas dokter Han.

"Syukur lah." Lega Sandra dan Marco senang.

"Obat sebanyak itu hanya bisa menambah tenaga kan?, bukan menyembuhkan." Sakras Lisa  membuat senyuman kedua orang tua nya jatuh.

"Setidak nya kamu lebih bebas dari pada orang lain yang menderita skit sepeti mu Lisa.  Yang tidak bisa bergerak se-suka mereka." Jelas Dokter Han dengan pelan agar Lisa dapat mengerti.


Mendengar itu Lisa memalingkan wajag nya ke arah dinding ruang rawat nya. Dia malu dengan  perktaan dokter Han karema kurang bersyukur.

Dokterk Han benar!.

Di banding yang lain yang menderita sakit sang sama seperti nya, pergerakan nya sangat terbatas dan mereka bergerak dan melakukan hal sesuka mereka.

Sedangkan Lisa dia bisa melakukan segala hal yang dia ingin kan tapi tidak boleh berlebihan sepeti orang normal karena bagaimana pun dia tetap sakit.

"Kalau begitu saya permisi dulu." Pamait dokter Han.

"Sekali lagi terimakasih dok." Ujar Marco.

Dokter Han mengangguk dan pergi dari ruang rawat Lisa.

.
..
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi kau benar-benar pergi Rosè?." Tanya Lisa sendu.

"Mm... ya." Ujar Rosè sedih melihat wqjah sendu sang kekasih.

"Bisa kah kau tidak pergi?." Bujuk nya.

"Tidak bisa Li. Bukan kah sudah kita bicarakan semalam?." Ujar Rosè mengusap punggung tangan Lisa.

"Katanya cinta. Tapi di tinggalin pas lagi sakit." Ambek Lisa  membecikan bibir nya ke depan. Membuat Rosè merasa gemas.

"Hanya dua hari Lisa! Dua hari. Bukan selama nya!." Pekik Jennie kesal melihat Lisa yang merajuk pada Rosè.

"Tapi kan---."

"Izin kan saja Lisa. Kau hanya kekasih nya jadi kau tidak seberhak itu melarang Rosè untuk melakukan pekerjaan nya. Jadi mengeri lah." Jelas Jisoo dengan pelan tapi masih terdengar sakras bagi Lisa.

"Masih untung dia izin padamu karena menghargai mu. Dan kau merajuk seperti anak kecil begitu?." Lanjut Jisoo lebih sakras lagi.

"Jisoo!." Peringat Rosè menatap Jisoo tajam karena menurut nya kata-kata Jisoo cukup keterlaluan.

Jisoo merutuki diri nya atas perkataan nya tadi. Karena dia melihat wkah sedih dan ras bersalah Lisa pada Rosè.

"Aku tau maksud mu baik. Tapi apakah kau tau  kata-kata mu cukup menusuk." Lanjut Rosè dengan datar membuat Jisoo kelabakan karena baru mendapat sikap Rosè yang dingin pada nya.

"Jisoo benar. Seharus nya aku tidak melarang mu itu pekerjaab mu Rosè. Jadi pergi lah." Ujar Lisa mengisap pipi Rosè pelan untuk meredakan amarah Rosè pada sahabat nya.

"Kau serius Lisa?." Tanya Rosè meyakin kan.

"Iya." Angguk Lisa dengan senyum tulus.

"Maksih." Senang Rosè karena Lisa mengijin kan nya.

BECAUSE I LOVE YOU= MY SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang