Sebagai mahasiswa Teknik Komputer yang menggunakan sistem paket, kelas yang harus Jake hadiri hari ini adalah kelas untuk mata kuliah Aplikasi Komputer atau yang biasa disingkat menjadi Aplikom.
Tak ada yang ia kenal sama sekali di sini. Well, wajar, ini masih hari pertama. Pun tak ada satupun teman dari SMAnya dulu yang masuk jurusan yang sama dengannya di bangku perkuliahan ini.
Bagi Jake itu bukan masalah besar. Ia percaya dalam waktu sebulan atau dua bulan, pasti ia akan bisa mengenal dan berteman dengan semuanya.
Kelas pertama hari ini dilakukan di laboratorium komputer. Masing-masing dari mahasiswa baru sepertinya bebas memilih tempat duduk yang diinginkan dan Jake memilih kursi paling belakang.Selain karena ia tidak begitu suka duduk di bagian depan, juga karena bangku yang tersisa di laboratorium tersebut hanya dua barisan belakang.
Baris pertama banyak diisi oleh mahasiswi dan mahasiswa yang Jake yakini adalah tipe mahasiswa yang ambisius.
BRUK!
Jake menoleh sekilas ke samping ketika ia mendengar suara dari bangku di sebelahnya yang baru saja ditempati. Ia hanya melirik sekilas ke bawah. Lalu kembali fokus pada ponselnya untuk memainkan piano tiles yang akhir-akhir ini ia mainkan untuk membunuh kebosanannya.
Pun ia lakukan itu sembari menunggu sang dosen untuk datang.
"Ck!"
Jake yang tengah memilih lagu untuk dimainkan, sontak kembali menoleh ke arah samping ketika mendengar suara yang sangat familiar di telinganya tersebut.
Senyumnya merekah ketika mendapati orang yang berada di sampingnya sesuai dengan ekspektasi.
Dengan serta merta, Jake mematikan layar ponselnya dan meletakkan benda elektronik tersebut di atas meja.
Kini Piano Tiles sudah tidak menarik lagi baginya.
"Lo cewek kemaren, ‘kan? Siapa namanya? Yujin ya? Hai Yujin!" sapa Jake sembari menopang pelipisnya dan menghadapkan tubuhnya ke arah Yujin.
Tak lupa ia lambaikan tangan kirinya pada wanita cantik bernama Yujin tersebut.
"Lihat ke depan! Dosennya udah dateng!" ucap Yujin sambil mengarahkan kepala Jake agar tidak terus melihat ke arahnya. Yujin tak ingin dikira mengobrol dengan Jake dan ditegur oleh sang dosen di hari pertamanya.
Sialnya, setelah ia mengarahkan kepala Jake agar melihat ke depan, laki-laki itu malah kembali menoleh ke arah Yujin dengan senyum lebar khasnya.
Membuat Yujin merotasikan bola matanya malas.
Sementara Jake terus tersenyum sembari memandangi wajah Yujin yang menurutnya sangat cantik dan manis.
'Masa-masa perkuliahan gua bakal cerah, nih!' batin Jake tanpa bisa didengar oleh Yujin.
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
"Pak kok saya nggak sekelompok sama Yujin, Pak?"
Saat ini kelas mata kuliah Fisika Dasar tengah berlangsung. Ya, satu jam setelah kelas Aplikom selesai, kelas yang harus dihadiri oleh Jake dan Yujin yang kebetulan satu jurusan dan satu kelas praktikum adalah Fisika Dasar.
Jurusan Teknik Komputer sendiri terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan B. Di mana Yujin dan Jake masuk ke dalam kelas A. Tak sampai di situ, untuk beberapa kelas praktikum, kelas dibagi lagi menjadi lebih kecil, yaitu A1 dan A2. Keduanya yang kebetulan masuk ke dalam kelas A2 masih harus dibagi lagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang. Di mana masing-masing kelompok terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan.
Tatkala tak melihat namanya dan Yujin dalam satu kelompok, Jake sontak Jake melayangkan protes kepada Dosen Muda bernama Lee Dongwook yang diketahui belum lama ini lulus dari pendidikan S2nya.
Sementara Yujin langsung menundukan kepala dan menutupi wajahnya. Malu akan tingkah laku Jake yang membawa-bawa namanya tersebut.
"Ya pokoknya nurut saja sama kelompok yang sudah saya bagikan. Nggak pakai protes!" ucap Pak Dongwook dengan nada bicara yang cukup santai.
"Ayolah Pak, gimana kuliah saya nanti kalau nggak sekelompok sama Yujin, Pak? Hampa banget pasti Pak..." ucap Jake lagi mencoba melobi Sang Dosen agar mau mengubah susunan kelompok yang telah ditentukan.
"Ya, ‘kan, kamu masih tetap sekelas sama Yujin."
"Iya, sih, Pak, tapi nanti kita jadi jauh, Pak. Sejauh Sabang sampe Merauke. Saya nggak kuat, Pak!" protes Jake lagi dengan nada dan ekspresi bicara yang dibuat-buat.
Membuat seluruh mahasiswa serta asdos yang ada tertawa dengan tingkah laku Jake yang sangat tidak terduga tersebut.
Hanya ada satu orang yang sama sekali tidak mau terlibat dalam keriuhan suasana di kelas. Ya... siapa lagi kalau bukan Yujin?
Yujin hanya bisa menyembunyikan wajahnya sembari menahan kepulan asap di kepala yang tak terlihat tersebut.
Entah akan bagaimana nasibnya selama 4 tahun ke depan.