36; how is she

176 67 1
                                    

Yujin mengerjapkam matanya beberapa kali sebelum benar-benar membuka matanya secara sempurna.

Ia merasa sedikit pusing sekarang. Kepalanya terasa berat. Seperti ada sesuatu yang menekan. Terlebih ketika ka mencoba menggerakkan tubuhnya.
 
 

"Akhirnya lo bangun juga, Jin!" seru sebuah suara yang ternyata itu adalah Wonyoung. "Hoon!!! Yujin udah sadar!!"

"Sadar?" ucap Yujin mengulang perkataan Wonyoung. Bingung. "Kok lo ada di sini, Nyo?"
 
 
Belum sempat Wonyoung menjawab pertanyaan yang Yujin ajukan, tiba-tiba muncul Sunghoon yang masuk ke kamar Yujin. Ia berjalan mendekat menghampiri Wonyoung, lalu berdiri di samping gadis tersebut sembari meletakkan tangan di bahunya.
 
   

"Lo tuh tadi pingsan di depan garasi kosan lo," ucap Wonyoung memberitahu. "Tahu nggak sih, Jin? Rencananya kalau sampe jam 10 nanti lo nggak bangun juga. Gue sama Sunghoon mau bawa lo ke rumah sakit."

"Hah?" seru Yujin sembari mencoba untuk bangkit dari posisinya yang tertidur. Tidak enak berbicara dengan seseorang yang duduk dan berdiri sementara dirinya sendiri dalam keadaan berbaring. "Rumah sakit?" ucapnya lagi sembari memegangi dada bagian kiri.

Wonyoung mengangguk. Ia mencoba membantu Yujin untuk duduk. "Kenapa, Jin? Dada lo sakit?" tanya Wonyoung khawatir.

"Cuma nyeri biasa."

"Lo yakin nggak kenapa-napa, Jin?" tanya Sunghoon kali ini.
 
 

Yujin mengangguk sebagai jawaban.
   
 

"Serius, Jin?" tanya Wonyoung ikut memastikan.

"Iya," jawab Yujin. "Emang kenapa, sih? Terus kok kalian bisa di sini?"
 
 

Wonyoung menghirup napas dalam-dalam. Lalu menghembuskannya kasar, sebelum menjawab pertanyaan Yujin.
 
 

"Tadi gue sama Sunghoon abis dari Blok M. Nah, pulangnya sekalian mampir ke kosan lo. Pas sampe, kita lihat lo baru sampe juga. Terus lo keluar dari mobil, eh tiba-tiba pingsan sambil megangin dada lo kayak barusan."

"Iya. Makanya kita tanya sekali lagi. Lo yakin baik-baik aja?" tanya Sunghoon menimpali. Kali ini Sunghoon memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ia tarik dari depan meja dekat jendela kamar Yujin.

"Iya, gue baik-baik aja. Cuma kecapekan kayaknya."

"By the way, lo kok baru pulang, Jin? Abis darimana?" tanya Wonyoung penasaran.
 
 

Padahal setahu Wonyoung, jam pulang Yujin magang adalah jam empat.
 
 

"Dari tempat Jake."

"Jake?"

"Iya, Jake," jawab Yujin lagi. Pandangannya lalu beralih ke arah Sunghoon. "Hoon, lo bisa nginep di tempatnya Jake nggak malem ini?" tanya Yujin kemudian.

Dengan kening berkerut, Wonyoung menoleh ke arah Sunghoon. Kemudian, ia kembali menoleh ke arah Yujin. "Kenapa emang?" tanya Wonyoung.

"Jake lagi sakit. Udah mendingan, sih, pas gua tinggal tadi. Cuma takut demamnya naik lagi," ucap Yujin menjelaskan. "Mau, 'kan, Hoon?"
 
 

Wonyoung melipat bibirnya. Mencoba menahan diri agar tidak tersenyum atau tertawa karena melihat Yujin yang ia yakini jadi lebih perhatian pada Jake. Takut kalau ia tertawa, Yujin akan marah padanya.

Maka, ia kembali beralih menatap Sunghoon. Keduanya saling melemparkan pandangan penuh arti.
 
 

"Tapi lo beneran nggak kenapa-napa, 'kan, Jin?" tanya Sunghoon untuk kesekian kalinya.

"Sumpah ya, Hoon. Sekali lagi lo nanya begitu lo bakal dapet lemparan piring dari gue!" ancam Yujin dengan nada serius.
  
 

Membuat Sunghoon dan Wonyoung terkekeh mendengarnya.
 
 

"Ya udah sana, Hoon, jagain Pangerannya Yujin. Biar gue nginep di sini jagain Tuan Putri nya Jake- iiih, sakit, Jin!!!" seru Wonyoung ketika Yujin menjitak keningnya yang langsung diusap-usap oleh Sunghoon setelahnya.
 
 

Membuat Yujin cuma bisa menghela napas dalam-dalam melihat tingkah dua sahabatnya yang kini sudah berstatus pacaran tersebut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

"Besok ke dokter yuk, Jin," ajak Wonyoung sembari masuk ke dalam selimut yang digunakan Yujin. Lalu melingkarkan tangannya di atas perut Yujin.

Kening Yujin mengerut. "Mau ngapain? Lo sakit?"

"Bukan gue. Tapi lo. Buat cek keadaan lo," jelas Wonyoung lagi.

Yujin merotasikan bola matanya malas. Entah sampai kapan Wonyoung bisa berhenti membahas persoalan rumah sakit ini. "Gue nggak kenapa-napa, Nyo. Ngapain juga-"
 
 

Omongan Yujin terpotong ketika Wonyoung bangkit dari tempat tidur, lalu mengambil cermin kecil dari dalam tasnya yang ia letakan di meja kecil samping tempat tidur.
 
 

"Look! Lo tuh pucet banget dari tadi. Terus kata lo dada lo nyeri, 'kan? Buat mastiin kita-"

"Gue udah ke dokter minggu lalu," ucap Yujin memotong perkataan Wonyoung.

"Terus kata Dokter apa?"

"Nggak ada apa-apa."

"Seriusan?"

Yujin menganggukkan kepalanya. "Mungkin karena bra gue kekencengan atau... masuk angin kayaknya gara-gara kecapekan."
 
 

Masuk akal.
 
 

Hanya saja, Wonyoung masih tidak mau menerima alasan seperti itu begitu saja. Menurutnya ada penyebab lain. Dan itu berhubungan dengan penyakit.
 
  

Tunggu! Batin Wonyoung. Bukannya Yujin dari tempat Jake? Terus Jake sakit?
 
 

"Kata lo Jake sakit dan lo abis dari tempatnya, 'kan?" Selidik Wonyoung. Yujin mengangguk. "Lo nggak nyium dia, 'kan?" tanya Wonyoung membuat Yujin langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Apa hubungannya nyium sama sakit?"

"Aduh Jin jadi beneran lo nyium Jake??" seru Wonyoung membuat Yujin lantas menoleh ke arahnya lagi dengan tampang terkejut.
 
 

Tahu dari mana?
 
 

Pipi Yujin memerah. Ia menelan salivanya.

"Apaan sih, Nyo??? Enggak. Siapa yang nyium??"
 
 

Wonyoung memandang Yujin dengan alis berkerut dan pandangan tak percaya.

Yujin kembali mengalihkankan pandangannya ke arah lain. Tak berani menatap ke arahnya.
 
 

"Oke cuma pipi do-"

"NAH, 'KAN!" seru Wonyoung lagi.

"Kenapa sih, Nyo?"

"Kata orang ya, Jin. Kalau misal kita cium orang yang lagi sakit, sakitnya bakal kebagi ke kita."

Yujin berdecak. Ia kira apa.

"Seriously, Nyo?" tanya Yujin seraya merotasikan bola matanya malas.

"Gue serius, Ahn Yujin!" Seru Wonyoung lagi sembari menangkup wajah Yujin dengan kedua tangannya. Lalu menekan pipi Yujin kuat-kuat. "Jangan-jangan lo sakit gara-gara itu??"

Yujin memegang tangan Wonyoung kemudian melepaskannya supaya menjauh dari wajahnya. "Lo dapet mitos kayak gitu dari mana, sih?" tanya Yujin emosi. Menjadi kesal sendiri.

"Dari Jake," jawab Wonyoung membuat Yujin tak habis pikir.

"Udah ah, Nyo, mending tidur!"

blessed-cursed; shimyudingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang