Maaf.
Satu kata yang Sebenarnya mudah untuk diucapkan. Namun, tidak ketika seseorang merasa dirinya benar.
Seperti Yujin sekarang ini. Ia sama sekali merasa nggak punya salah dan memang nggak ada.
Seperti ketika ia pergi berdua dengan Heeseung, yang memang diperuntukkan sebagai ucapan terimakasih karena Heeseung sudah membantunya mencari tempat untuk magang di semester akhir nanti.
Dan..., lagipula tidak ada status di antara dirinya dan Jake yang membuat ia harus menjelaskan itu semua.
Jadi berdasarkan perhitungan, menurut Yujin ia tidak salah. Mau pergi dengan siapapun, Jake tidak berhak merasa sakit hati atau marah kepadanya.
Ya itu yang memang ada di dalam pikiran Yujin. Sayangnya, semua itu berbeda dengan yang ada di hatinya.
Jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam, Yujin merasa bersalah. Dan hal tersebut sukses membuat dirinya menjadi tak tenang.
Ke-tidak tenangannya semakin bertambah ketika Yujin tak kunjung melihat Jake meski kelas untuk mata kuliah berikutnya akan dimulai dalam waktu lima menit lagi.
Ya, hari ini keduanya kebagian untuk menghadiri kelas yang sama.
Yujin terus menggerakan kakinya bak tukang jahit yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Giginya terus bergemeletuk. Rasa bersalah yang awalnya hanya sedikit kini kian menumpuk.
Meski terlihat santai, sebenarnya perkataan Sunghoon sukses mempengaruhi isi kepalanya. Seperti orang yang meminum lima cangkir kopi hitam tanpa gula, Yujin tak bisa tidur dibuatnya.
Dituduh menyakiti orang lain dengan sengaja, sungguh di luar ekspektasinya.
Meski menurutnya perasaannya tidaklah salah hanya karena tidak berada di satu frekuensi yang sama dengan milik Jake, Yujin tentu merasa gundah.
Dan kegundahan harus terus Yujin rasakan sampai kelas yang ia hadiri berakhir.
Jake benar-benar tidak datang ke kelas mata kuliahnya hari ini.
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
Yujin tahu, Jake tidak hadir di kelas bersamanya hari ini. Dan itu sangat bukan tipikal Jake.Terlebih ketika Yujin bertanya pada salah satu teman kontrakan Jake dan ia mendapatkan informasi kalau Jake tetap berangkat ke kampus hari ini.
Oleh karena itu, Yujin memutuskan untuk mencari Jake. Entah apapun itu, Yujin merasa harus ada yang dibahas dengan Jake. Atau setidaknya ia harus melihat langsung keadaan Jake dan memastikan laki-laki itu baik-baik saja.
Sialnya, Yujin tak tahu harus mulai mencari keberadaan Jake dari mana.
Dengan helaan napas berat, Yujin berjalan ke arah laboratorium berlabelkan CB menuju kelas praktikum selanjutnya. Dilihatnya ruang kelas yang masih terisi penuh oleh para mahasiswa lain.
Well, menurut jadwal, kelas itu akan bubar limabelas menit lagi.
Tak mau menunggu di depan laboratorium seperti satpam, Yujin memutuskan untuk pergi ke bawah tangga dekat Bengkong, Bengkel Kongputer, tempat di mana para mahasiswa jurusannya berkumpul di sana.
Ada banyak teman satu kelasnya yang memang sedang menunggu seperti dia.
Di bagian kursi yang berada dekat tembok sudah terisi penuh, pun dengan bagian anak tangga. Hanya tempat di bawah anak tangga persis yang cukup luang.