"Gawat! Gawat!" seru Haruto tiba-tiba sembari menggebrak meja tempat Jake tengah makan saat ini.
Bukan hanya Jake saja, tetapi juga ada Jay, Sunghoon, Yeonjun, dan Jungwon.
"Gawat kenapa dah?" tanya Yeonjun menanggapi.
"Bukan gawat buat lo!" Sahut Haruto pada Yeonjun.
Yeonjun berdecih. Haruto tak peduli.
"Ya iya gua tahu, orang lo ngomongnya ke Jake. Tapi, gawat kenapa?" tanya Yeonjun sekali lagi.
"Ada saingan baru!" lanjut Haruto lagi membuat semua yang ada di sana langsung menoleh ke arah Jake.
Jake menghentikan pergerakan tangannya. Keningnya mengerut, kedua alisnya bertaut.
Saingan baru?
Itu artinya ada laki-laki yang mencoba mendekati Yujin, lagi.
"Anak mana?" tanya Jake mencoba tenang. Biar bagaimana pun lampu hijau sudah ia dapatkan dari Yujin, jadi... harusnya ia tak terlalu khawatir bukan?
Ya, harusnya begitu.
"Iya. Anak mana, To?" Sunghoon membuka suara, ikut bertanya.
Semenjak kejadian beberapa bulan lalu, Sunghoon menjadi sedikit lebih protektif terhadap Yujin. Meski tidak seprotektif Jake, yang pasti perhatian lebih Sunghoon berikan.
Sunghoon tak melarang Yujin dekat dengan laki-laki lain, hanya saja, ia meminta Yujin agar memberitahunya perihal orang-orang tersebut. Sunghoon tak mau kejadian dengan Juno terulang kembali.
"Kedokteran!" jawab Haruto yang sepertinya tahu banyak soal saingan baru Jake, yang ia sebutkan tadi.
"Waduh berat!" timpal Jungwon berkomentar.
"Halah, cuma kedokteran doang!" ucap Jake mencoba merendahkan lawannya. "Easy peasy lemon squeeze!" sambungnya seraya menjentikkan jari.
"Nggak, nggak. Kali ini berat Jake. Bukan lawan biasa!" seru Haruto setelah menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar perkataan Jake yang seolah menganggap enteng sang saingan baru.
"Kenapa memang, To?" Kali ini Jay yang bertanya.
Bukan apa-apa, biasanya Haruto juga turut meremehkan dan menganggap enteng semua saingan Jake dalam memperebutkan hati Yujin. Terlebih ia pendukung nomor satu Jake dengan Yujin.
Jadi, kalau sampai Haruto mengatakan seperti tadi, artinya saingan baru Jake tidak bisa dianggap enteng.
"Doi seangkatan sama kita. Terus, pinter. Jelas, wong dia masuk kedokteran! Tajir lagi! Tampangnya juga oke-"
"Sama gua gantengan mana nyet?" Jake sengaja memotong perkataan Haruto yang malah menyebutkan kelebihan sang lawan.
"Dia, sih..."
"Anjing! Yang bener lo????" seru Jake setengah panik. Padahal ia sudah berusaha tak terpengaruh. Sayangnya, sulit untuk tidak terpengaruh kalau hal itu berhubungan dengan Yujin.
Semua yang berada di sana terkekeh melihat Jake dan Haruto yang sama-sama bersikap berlebihan.
"Mana tinggian dia sama lo!" Tambah Haruto yang seolah semakin mengompori Jake.
"Siapa, sih, namanya?" tanya Jake yang mulai merasa gusar.
"Lee Heeseung, Jake!"
"Yang mana orangnya dah?"
"Tuh yang lagi ketawa-tawa bareng Yujin!" tunjuk Haruto dengan ujung dagunya ke arah jam 12 dari posisinya berdiri.
Jake sontak langsung menoleh ke belakang. Diikuti oleh Jay, Jungwon, Sunghoon dan Yeonjun.