"Beb!" panggil Jake.
"Apa?" sahut Yujin sembari menolehkan kepalanya.
"Senyum, Beb!"
"Hah-"
"Satu! Dua! Tiga!"
CEKREK!
"Yah ngeblur," sesal Jake.
Yujin menghampiri Jake, kemudian melihat hasil foto yang baru saja diambil oleh Jake. "Ah nggak ahli lo mah!" seru Yujin sembari merebut ponsel Jake dari tangannya.
"Eh mau diapain?" tanya Jake seraya kembali merebut ponselnya dari tangan Yujin.
"Mau diapain lagi? Hapuslah!"
"Nggak usah. Biarin jadi kenang-kenangan buat anak kita nan- ACK! Kok gua dipukul???"
Yujin tidak peduli dengan teriakan Jake. Ia memilih melanjutkan langkahnya seperti sebelumnya. Sebelum Jake memanggilnya dan mengambil fotonya dengan tiba-tiba.
"Beb, kok gua ditinggal??"
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
Seharusnya malam ini Yujin dan Jake bersenang-senang berdua.
Jarang-jarang Yujin mau diajak pergi lewat dari jam 9 seperti ini. Biasanya, ia hanya mau pergi sampai jam 9 saja.
Jadi, mumpung Yujin mau, Jake sengaja mengajaknya berkencan dengan dalih jalan-jalan mencari angin segar.
Sayangnya, kegiatan mereka berdua terganggu oleh pertemuan Jake dengan teman-teman magangnya.
Setelah sempat berkenalan, Yujin memutuskan untuk menjauh. Selain karena ingin membeli minuman kaleng, juga karena ia mendapat panggilan suara dari Jaechan.
Ia tak langsung kembali menghampiri Jake setelahnya. Bukan apa-apa, Jake terlihat tengah serius mengobrol dengan teman-teman magangnya itu.
Mungkin membicarakan perihal projek yang harus mereka garap di kantor.
Entahlah.
Yang jelas Yujin tidak mau mengganggu obrolan mereka. Ia malah senang bisa terhindar dari kebawelan Jake untuk sementara waktu.
Sembari bersandar di pegangan besi yang ada di pinggir sungai, Yujin mencoba menghabiskan minuman di tangan.
Semilir angin malam yang berhembus membuat rambut bagian depannya berayun-ayun menghalangi pandangan yang mengarah pada Jake yang berada tak begitu jauh darinya.