"Beb?"
"Sayang?"
"Ayang?"
"Ahn Yujin?"
"Eh? Kenapa?" sahut Yujin ketika mendengar namanya dipanggil lengkap oleh Jake, yang berada di sampingnya.
Membuat Jake lantas langsung mengerutkan kening.
"Harusnya gue yang nanya," ucap Jake kemudian. "Lo kenapa?"
Jake merasa heran.
Sedari tadi, semenjak ia menjemput Yujin, selama berada di mobil dan begitu sampai di tempat mereka memutuskan makan malam sekarang ini, Yujin terus-terusan diam dan melamun.
Seperti ada sesuatu yang tengah Yujin dipikirkan. Raganya memang bersama dengan Jake, tapi, tidak atensinya.
"Gue kenapa?" ulang Yujin sembari menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa gimana?"
Jake menghela napas dalam-dalam. Kemudian menghembuskannya kasar. Tangannya terangkat, kemudian mengusap kepala Yujin beberapa kali. "Lo lagi ada masalah ya?"
Yujin berdecih, kemudian tertawa kecil, "apaan, sih? Enggak ada," kilah Yujin.
Yujin mengatakan yang sebenarnya. Ia memang benar sedang tidak memiliki masalah. Yujin hanya sedang kepikiran dengan perkataan yang Eunchae katakan siang tadi.
Ketika pertama menyapa gadis yang lebih muda darinya itu, Yujin sempat bingung. Bingung karena ia baru tahu kalau ternyata Eunchae mempunyai kemampuan yang tak biasa. Dan bingung dengan keterkejutan yang tampak di wajah Sang Lawan Bicara.
Eunchae bilang, ia melihat perubahan pada aura Yujin.
Belum sempat Yujin menceritakan soal dirinya dan Jake, Eunchae langsung mengatakan kalau tidak seharusnya ia dan Jake bersama. Tidak seharusnya Yujin dan Jake saling cinta.
Yujin sempat tertawa.
Tertawa ketika Eunchae mengatakan bahwa dirinya dan Jake saling cinta. Sialnya, raut wajah serius Eunchae yang menatapnya membuat tawa itu hilang seketika.