7; three years later - still with the same feeling

291 106 10
                                    

Tiga tahun berlalu, masih dengan perasaan yang sama, Jake tetap setia pada satu nama yang ia suka.

Tak peduli orang lain mengatakan ia buang-buang waktu hanya untuk mengejar Yujin, Jake tetap teguh pada pendiriannya.

Harus Yujin.

Selalu Yujin.

Dan akan selalu Yujin.

Tak terhitung berapa kali ia mengutarakan perasaannya. Pun dengan penolakan yang selalu Jake dapat tiap kali meminta Yujin untuk menjadi pacarnya.

Jawaban Yujin selalu sama.

Tidak.

Tidak.

Dan tidak.


Tapi ya Jake tetaplah Jake.

Bagi Jake, penolakan Yujin hanya angin lalu. Tak akan dapat mematahkan semangatnya untuk tetap menyukai dan mengejar Yujin.



Kini, sembari menunggu jadwal kuliah berikutnya, Jake memutuskan untuk pergi ke kantin 4. Kantin terdekat menuju kelas selanjutnya nanti.

Ia tak memesan apa-apa karena sebelumnya sudah pergi makan siang bersama Yujin.

Kali ini ya benar-benar hanya menunggu waktu saja.


"Weh ngelihatin apa lo, Jake? Serius amat?!" tanya Yeonjun yang baru saja memasuki area kantin 4 dan langsung menghampiri Jake yang tengah duduk sendirian sembari menatap layar ponselnya dengan wajah dipenuhi senyum lebar.

Awalnya Yeonjun hanya ingin membeli air mineral dan langsung pergi. Namun, melihat Jake sendirian, Yeonjun memutuskan untuk menghampiri.

"Yee ditanya juga!" seru Yeonjun lagi ketika Jake tak menanggapi pertanyaannya.

Jake mendongak. Ia membalik ponselnya dan menunjukkan satu buah foto yang berhasil diambilnya ketika makan siang tadi.

"Cantik, 'kan?" tanya Jake pada Yeonjun sembari terus tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik, 'kan?" tanya Jake pada Yeonjun sembari terus tersenyum. Ia kembali memandangi foto tersebut

"Nyolong foto Yujin di mana lo?" tanya Yeonjun asal tuduh.

"Yee sialan. Gue nggak nyolong. Ini gue ambil sendiri!" timpal Jake tak terima.

Yeonjun menaikkan satu alisnya. Sedikit tak percaya.

"Liz sini Liz!" panggil Jake pada seorang mahasiswi yang terlihat sibuk melihat ke kanan dan kiri untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Namanya Kim Jiwon. Namun, akrab disapa dengan nama lainnya, yaitu Liz. Kebetulan Liz berada di satu UKM yang sama dengan Jake.

"Kok bisa?" tanya Yeonjun lagi membuat Jake menoleh ke arahnya.

"Bisa apaan?" Liz yang baru saja datang ikut menimpali sembari duduk di samping Yeonjun.

"Ini Liz, Si Jake punya foto Yujin. Katanya, sih, dia fotoin sendiri," ucap Yeonjun memberitahu.

"Coba lihat," pinta Liz kemudian.

Sama seperti sebelumnya, Jake langsung menunjukkan layar ponselnya pada Liz. Menunjukkan foto Yujin yang tadi ia ambil.

Ah, dan Liz sudah tidak asing lagi perihal Jake yang menyukai Yujin. Orang-orang satu jurusan, bahkan yang satu UKM dengan Jake, sudah tahu bagaimana perasaan bertepuk sebelah tangan yang Jake miliki terhadap Yujin.

Tak hanya itu, mungkin satu angkatan sudah tahu juga. Pun dengan angkatan di bawahnya.

Ya bagaimana tidak.... di tahun kedua ketika masa ospek mahasiswa baru, Jake yang saat itu menjadi panitia ospek mengumumkan di depan semuanya kalau Yujin itu miliknya. Ia juga mengatakan kalau tidak ada yang boleh mendekati Yujin atau akan berurusan dengannya.

Tak jarang banyak yang mengabaikan peringatan itu dan ada saja satu dua orang yang berusaha mendekati Yujin.

Sayangnya, mereka semua gagal mendapatkan Yujin karena turut campur Jake yang ternyata tak main-main dengan peringatannya.

Yujin sendiri?

Lama-lama sudah terbiasa dengan tingkah Jake yang seperti itu.

Well, selama tidak membahayakan dan merugikannya, Yujin tak peduli. Pun soal asmara, Yujin bukan tipe orang yang menganggap itu penting.

"Kok bisa?" tanya Liz membuat Jake merotasikan bola matanya malas. Pertanyaan yang baru saja Liz ajukan sama persis seperti respon Yeonjun ketika melihat foto tersebut.

Bukan sekadar basa-basi, baik Yeonjun dan Liz memang benar-benar heran. Yujin itu seperti kemusuhan dengan Jake. Rasanya tak mungkin Yujin membiarkan Jake mengambil fotonya seperti itu.

Jake kemudian menyunggingkan seringaian kecilnya. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Yeonjun dan Liz, lalu menempelkan ibu jari tangan kanannya di pelipisnya sendiri.

"Pake taktik, dong!"


Yeonjun dan Liz saling berpandangan, kemudian menoleh ke arah Jake.


"Gimana, gimana?" tanya Yeonjun penasaran.

Ya siapa tahu saja, 'kan, ia bisa mencuri ilmu Jake untuk mendekati perempuan yang disukainya.

"Weh ada apaan nih?" tanya Jungwon yang baru saja datang dan ikut duduk di samping Jake.

"Si Jake berhasil motret Yujin, Won. Malah kayaknya mereka abis jalan bareng tuh!" ucap Yeonjun kembali memberitahu.

"Kok bisa?" tanya Jungwon dengan kening berkerut.

"Sialan ya lo pada, pertanyaannya kok bisa kok bisa mulu!" ucap Jake yang merasa dirinya diremehkan oleh tiga orang di dekatnya tersebut.

Ketiganya terkekeh melihat wajah kesal Jake yang dibuat-buat

"Buruan, Jake! Kasih tahu!" pinta Yeonjun.


Jake menarik napas dalam-dalam. Kemudian dihembuskannya sebelum mulai bercerita.

Sedetik kemudian, ia langsung menceritakan kronologi awal bagaimana ia bisa melakukan itu semua. Mulai dari ia yang sengaja mengutak-atik kodingan tugas Yujin ketika praktikum tadi; yang tentu saja tanpa sepengetahuan Yujin, sampai error. Lalu di menit-menit terakhir ia berpura-pura sebagai pahlawan kesiangan dengan membetulkan kodingan tersebut.

Yujin yang tidak tahu apa-apa akhirnya menuruti permintaan Jake yang mengajaknya untuk makan siang berdua di kafe sebrang kampus. Hitung- hitung sebagai balas budi.


Di mana secara diam-diam kemudian Jake memotret Yujin secara candid.

Meski ujung-ujungnya ketahuan.

Ah, dan Yujin membiarkan Jake untuk menyimpan foto tersebut.

Sekali lagi, sebaga balas budi karena Jake sudah membantunya ketika praktikum tadi.


Begitu selesai menceritakan semuanya, Jungwon dan Yeonjun langsung bertepuk tangan riuh.


"Pinter juga lu!" seru Yeonjun penuh dengan kekaguman.

"Ya iyalah! Jake gitu!" ucap Jake menyombongkan diri.

Yeonjun menoleh ke samping, tepatnya ke arah Liz.

"Lo ada tugas yang bisa gua rusakin nggak??" tanya Yeonjun dengan maksud bergurau.

"Idih!"

Dan respon Liz sukses membuat ketiga laki-laki tersebut tertawa karenanya.

blessed-cursed; shimyudingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang