28. Perpisahan

180 20 15
                                    

AKTIVITAS bengkel motor yang dikelola Ageng dan kawan-kawannya berjalan seperti biasa. Derum motor yang digaspol mendominasi suasana bengkel, pertanda Zaki tengah melakukan pengetesan running. Di motor lain, Ucul masih berkutat dengan tugasnya mengganti kampas rem depan. Tak tinggal diam, Cahyo dengan wearpack berbelepotan oli itu pun tampak sibuk mengecek setelan karburator. Sementara itu, Gibran baru saja pergi bersama Janoko menemui sponsor penyelenggaraan turnamen drag race bertajuk charity fest yang nantinya akan disalurkan untuk korban bencana erupsi. Lalu Topan juga tidak terlihat di tempat karena katanya mau mencari kudapan di warung sebelah.

Di balik etalase toko, Ageng sendiri tengah mencocokkan catatan antara inventori suku cadang dan aksesoris motor dengan mutasi arus kas. Setidaknya empat tahun kuliahnya di jurusan Akuntansi tidak sia-sia ketika ia dapat memegang bagian pembukuan. Ia cukup puas dengan laporan keuangan bulan ini yang menyentuh nilai surplus, baik dari profit penjualan onderdil maupun jasa servis.

Nada pendek tanda adanya pesan menghendaki Ageng menengok layar ponsel pintarnya. Bilah notifikasi aplikasi pesan daringnya memunculkan nama seseorang yang kembali membuat perasaannya campur aduk.

Susanto ... apa lagi yang sekarang ia kirimkan ke ponsel Ageng? Apa Susanto belum puas dengan obrolannya via daring semalam?

Kiriman sebuah foto menampakkan Susanto yang saling berangkulan akrab dengan ayah Ageng. Dari latar belakang foto itu diambil, tak salah lagi mereka sedang berada di ladang bebek. Tampak pula senyum lebar ayahnya seolah memperjelas bagaimana juragan bebek berkumis tebal itu menyambut senang kedatangan Susanto. Hm, gercep juga si kontraktor itu mencari perhatian ayah Ageng ala label calon menantu idaman.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Susanto. Laki-laki itu cukup dekat dengan Ageng semasa duduk di Sekolah Dasar sekaligus memang tetangga satu kampung. Sifat usil Susanto sebelas dua belas Ageng yang sejak kecil pun tidak bisa anteng sebagaimana anak perempuan rumahan. Kenangan Ageng yang paling membekas bersama Susanto adalah di mana kedua partner in crime itu pernah secara diam-diam menculik anak bebek ayah Ageng dan menaikkannya ke bak belakang mainan truk oleng. Ageng ingat saat itu ayahnya yang sudah kebakaran jenggot langsung mengejar mereka sambil mengacung-acungkan batangan lidi.

Sayangnya menginjak kelulusan SD, Susanto beserta keluarganya harus pindah ke Kalimantan. Jujur saja Ageng sempat sedih kehilangan Susanto. Kini Susanto sengaja pulang ke kampung halaman dan tahu-tahu ingin melamar Ageng.

Entahlah, Ageng sendiri masih bingung. Ia saja belum bertemu lagi dengan Susanto secara langsung, meskipun kalau dilihat-lihat dari fotonya sekarang Susanto yang katanya lulusan Teknik Sipil itu memang banyak berubah.

Secara fisik, anak yang dulunya terkenal dekil dan tukang ngompol itu kini menjelma laki-laki dewasa good looking dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sedangkan secara materi, kedatangan Susanto dengan kendaraan roda empat kemplingnya itu keruan saja meyakinkan semua warga desa seberapa good rekening milik Susanto yang digembor-gemborkan telah sukses sebagai kontraktor di Pontianak, Kalimantan Barat.

Dengan statusnya yang sudah tampan dan mapan itu seharusnya Susanto dapat menggaet kembang desa paling cantik dan lemah gemulai. Anehnya Susanto justru memilih Ageng yang masih suka mengupil sambil memikirkan kenapa upil rasanya asin padahal tidak dicampur garam.

"Wah-wah, jadi seperti ini, ya, kehidupan nyata seorang penulis terkenal?"

Sontak kalimat yang menembus liang pendengaran Ageng itu mengalihkannya pada kedatangan seorang tamu tak diundang.

Irena!

Sesuatu dari pengalamannya membuat Ageng agak waspada tatkala menerima kedatangan Irena di bengkelnya. Jujur saja Ageng masih sulit percaya dengan gadis itu mengingat sikap arogannya yang telanjur membekas dalam penilaian Ageng. Namun, Ageng juga tidak lupa jika kartu trufnya sebagai Cahaya Rembulan sudah diketahui Irena, walaupun perkataannya yang tidak akan ember ke mana-mana tempo lalu masih dapat dipegang Ageng.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang