Neevan membuka mata saat merasakan cahaya lampu mulai berpendar. Matanya mengerjap berulang kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Pandangannya berkeliling ruangan, mencari jam.
"Pagi, Kak Nev. Sholat subuh dulu ya." Nev mengangguk mendengar suara ibunya. Matanya masih tertutup, tapi telinganya sudah dapat mendengar dengan baik. Ibunya melepas urine bag di samping medical bed dan membuangnya ke kamar mandi.
Setelah membuang isinya di kloset, Neyla membuang kantung urine bag ke dalam tempat sampah. Wanita itu kemudian mencuci tangannya dan mengambil beberapa keperluan untuk membersihkan tubuh Nev. Seperti air hangat, handuk, popok dewasa, dan satu setel pakaian.
Neyla mendekati ranjang anaknya. Terlihat Nev masih memejamkan matanya. Wanita itu mengusapkan handuk yang sudah dibasahi air hangat ke wajah Nev untuk membangunkannya. Nev sedikit melenguh sebelum membuka mata sepenuhnya. Neyla terus mengusapkan handuk basah tadi ke wajah dan leher Nev.
Wanita itu kemudian beralih membersihkan tubuh bagian atas Nev. Neyla menyingkap hoodie yang laki-laki itu kenakan hingga sebatas ketiak dan mengusapkan handuk basah di bagian dada hingga perutnya. Ia juga memposisikan tubuh Nev untuk membelakanginya supaya bisa membersihkan punggung anaknya itu.
"Siap? Ibu copot selangnya?" Tanya Neyla pada Nev setelah melepas hoodie milik anaknya.
"Okay." Jawab Nev.
Laki-laki itu kemudian menutup paksa matanya. Nev bisa bernapas tanpa bantuan ventilator selama dia sadar. Ventilator hanya digunakan saat ia tidur. Namun proses melepaskan selang ventilator akan sangat sakit karena Nev merasa seperti semua oksigen ditarik keluar dari paru-parunya.
Neyla memutar switch yang menghubungkan selang ventilator dengan lubang trakeostomi. Wanita itu dengan cepat melepas hoodie Nev melalui leher dan menggantinya dengan sebuah kaus berwarna abu-abu. Napas Nev terengah, ia berusaha menghirup oksigen untuk memenuhi paru-parunya.
Setelah napas Nev stabil, Neyla kembali bekerja memasangkan kaus itu ke lengan Nev. Setelah tubuh bagian atas Nev selesai dibersihkan dan sudah dipakaikan kaus, wanita itu berpindah ke tubuh bagian bawah anaknya.
"Mau penutup mata?" Tawar Neyla.
Nev mengangguk. Ia belum terbiasa dengan fakta bahwa orang lain mengurusi bagian pribadinya, oleh karena itu biasanya Neyla menawarkan penutup mata untuknya.
Setelah Nev memakai penutup mata, Neyla mulai bekerja melepas celana anaknya. Wanita itu melihat popok Nev yang masih bersih dan belum terlihat bercak kebiruan di belakangnya, dia tidak akan mengganti popok Nev, biar perawat anaknya yang lakukan itu nanti. Neyla mengusapkan handuk basah di kaki hingga paha Nev.
Ia kemudian mengambil urine bag yang berukuran kecil dan menyambungkan selang kateter ke urine bag tersebut. Setelah terpasang, Neyla meletakkan urine bag tersebut di betis bagian dalam Nev yang nanti akan tersembunyi oleh celana trainingnya. Wanita itu kemudian memakaikan celana pada Nev setelah selesai membersihkan kaki Nev.
Neyla membuka penutup mata Nev, membuat laki-laki itu terkejut.
"Udah selesai. Pindah ke kursi ya kak?"
Nev mengangguk. Membiarkan ibunya memiringkan badannya dan meletakkan kain dibawahnya sebelum empat pengait di ujung kain itu dipasangkan pada sebuah lifting device. Ibunya menekan sebuah tombol dan alat itu mengangkat tubuh Nev. Jayandra mungkin kuat mengangkat Nev sendirian, tetapi Neyla tentu tidak sekuat itu mengangkat laki-laki yang beratnya hampir sama dengannya.
Ibunya mengarahkan tubuh Nev ke kursi. Setelah berada tepat diatasnya, Nev diturunkan untuk duduk diatas kursi roda. Ini bukan kursi roda elektrik yang biasanya Nev gunakan, ini kursi roda khusus untuknya mandi. Nev dibantu ibunya menggosok gigi dan melakukan wudhu sebelum menunaikan sholat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Stories
Short Storya brain dumps contains of one shot and few ⚠️TW/CW : sickmale, paralysis, graphic stories. Mention of disease and sickness.⚠️ [Random updates] rahma Copyright 2022