two is better than one 🔞

1.9K 33 3
                                    

TW : sex scene, cheating, disability fetish, explicit content, graphic stories
Read at your own risk






























































Suara teriakan pria yang terdengar serak membuat tidur tidak nyenyak Maurie jadi terganggu. Namun perempuan itu tetap memaksakan diri untuk bangun walaupun dia baru mendapatkan tidurnya sekitar 3 jam lalu. Tebak karena apa? Tentu karena ulah suami tercintanya, Edwin.

Dengan kesadaran yang masih di awing-awang, Maurie mencoba untuk melangkahkan kakinya. Maurie dan Edwin masih tidur dalam satu ruangan namun ranjang mereka terpisah dikarenakan kondisi laki-laki itu mengharuskannya menggunakan hospital bed yang dirancang khusus agar memudahkan perawatannya.

Teriakan milik Edwin masih terdengar ketika Maurie berjalan menuju ke arahnya. Entah kenapa pria itu jadi tidak sabaran seperti ini. Mungkin Edwin merasa tidak nyaman sekarang.

"Ya, ya. Aku datang."

Maurie jelas masih mengantuk. Semalaman ini Edwin sangat susah diminta untuk tidur, bahkan ketika wanita itu sudah memandikannya dengan air hangat, Edwin tetap tak bisa tidur padahal biasanya dia akan terlelap tak lama setelahnya.

Maurie menyingkap selimut yang digunakan untuk menutup tubuh suaminya, menampilkan tubuh Edwin yang hanya dilapisi oleh kaus tipis dan sebuah popok dewasa. Wanita itu menyentuh popok yang dikenakan suaminya, memeriksa apakah benda itu sudah berat dan perlu untuk diganti.

Edwin kembali berteriak saat Maurie menyentuh popoknya, namun sang wanita tak menghiraukan suara yang dibuat suaminya. Dia justru menggulingkan tubuh Edwin ke samping dan memeriksa bagian belakangnya. Masih bersih, hanya ada sedikit noda kekuningan disana karena Maurie baru saja mengganti popok Edwin sebelum dia tidur.

Wanita itu kembali membuat posisi suaminya menjadi telentang, dan posisi itu membuat Maurie menyadari sesuatu. Walaupun otak Edwin bermasalah namun sepertinya nafsu pria itu tetap sama. Maurie menghela napasnya.

"Haruskah sekarang? Kau tak lihat aku baru tidur 3 jam yang lalu, dan sekarang kau menginginkannya?"

Nada yang diucapkan Maurie terkesan galak dan seakan memarahi Edwin, namun pria itu justru tertawa seakan yang barusan disampaikan istrinya adalah sebuah guyonan. Dan tawa itu kembali membuat tatapan Maurie jadi melunak. Dia rasanya bisa dibuat jatuh cinta berkali-kali hanya dengan tawa itu.

"Baiklah. Mari berpindah."

Maurie kembali menggulingkan tubuh Edwin agar dapat menyisipkan sling di bawah tubuh pria itu. Setelah sling berhasil disisipkan, wanita itu lalu kembali mengubah posisi suaminya menjadi miring dan wajahnya berada menghadap pada Maurie. Dia kemudian melebarkan sling itu agar sepenuhnya berada dibawah tubuh Edwin.

Baru setelah sling terpasang, Maurie mengambil portable hoist untuk mengangkat tubuh suaminya. Maurie memasangkan 4 buah kait yang terdapat pada sling untuk kemudian dikaitkan ke sebuah pengait yang terdapat pada portable hoist.

Tubuh Edwin melengkung sempurna setelah terangkat. Maurie tak memperhatikan kepala suaminya hampir menempel pada lututnya sendiri. Wanita itu hanya mendorong portable hoist hingga mendekati ranjangnya yang besar.

Setelah portable hoist itu dirasa cukup dekat dengan ranjang, Maurie menurunkan tubuh suaminya dengan hati-hati. Dia tidak mau kembali teledor dan menjatuhkan tubuh Edwin tanpa sengaja. Pria itu sudah mendarat di ranjang dengan sempurna walaupun posisinya terlalu pinggir. Tangan dan kakinya bergerak tidak beraturan, sebuah spasme karena gerakan tiba-tiba yang dibuat Maurie.

Unfinished StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang