my love mine all mine 🔞

476 42 6
                                    

TW // CW :
• smut
• blowjob
• soft sex scene
• kink
• bondage






































































"Papa, I want this." Auryn Azalea, gadis berusia 6 tahun itu memberikan sebuah foto kepada sang Papa yang tengah duduk di kursi sambil membaca majalah. Papa mengambilnya kemudian memandangnya penuh tanya.

"Kenapa Auryn mau ini?" Tanya Papa setelah melihat foto tersebut.

"Bin isn't cute anymore." Kata gadis kecil itu dengan wajah merengut.

Papa mengisyaratkan agar Auryn duduk di pangkuannya. Gadis kecil itu menurut, dia lalu naik di pangkuan sang Papa. Tangan Papa melingkar di bahu Auryn, sementara kepala gadis itu sepenuhnya bersandar pada tubuh Papa yang kekar.

"Bintang is still cute, I think." Ujar Papa.

"No, he isn't. He likes to pull my hair and yell and throw things and kick me and run around so much. I'm tired, Papa." Auryn mengadu tentang adiknya, Bintang, yang makin aktif dari hari ke hari. Jujur saja, perempuan itu lelah melayani adiknya yang selalu ingin ini itu banyak sekali.

"That means, Bintang is healthy. He acts like his age. Dulu waktu Auryn seumuran Bintang juga suka bikin Mama capek." Kata Papa membuat Auryn jadi menundukkan pandangannya. Ada kesedihan yang merebak di dada Auryn ketika seseorang menyebut Mama.

"Mama must be tired of me, right Papa? She even decided to leave us."

"No. It's just about time, Auryn. Semua orang juga akan pergi ketika sudah waktunya nanti." Papa berbisik rendah di telinga Auryn.

"Papa too?"

"Uh-huh." Kata Papa sambil mengangguk mantap.

"Then give me something like that, Papa. Before you go."

Lalu yang dilakukan Papa hanya mengelus lembut rambut Auryn.

***

"Who's he?"

Beberapa hari setelah Auryn meminta sesuatu pada Papa, pria itu pulang dengan seseorang dalam gendongannya. Seorang laki-laki kecil yang mungkin seumuran dengan Auryn. Kulitnya putih bersih, pipinya tembam, hidungnya bangir, dan pipinya merona kemerahan.

Auryn yang baru saja bangun dari tidur siang tentu terkejut melihat Papanya pulang dengan orang asing. Belum lagi fakta bahwa laki-laki itu terlihat nyaman berada di gendongan Papa membuat Auryn cemburu. Menurutnya yang boleh digendong Papa adalah Mama, dirinya, juga Bintang.

Papa lalu duduk di sofa. Pria itu kemudian mengisyaratkan Auryn untuk duduk di sebelahnya. Karena dia gadis yang baik, makanya Auryn mematuhi perintah Papanya. Dia duduk disana walaupun dengan wajah cemberut.

"Ingat ngga, Papa pernah cerita tentang Tante Grace ke Auryn?"

Seingatnya, Tante Grace merupakan adik sang Papa yang tinggal jauh sekali dari Jakarta. Auryn hanya pernah bertemu dengannya satu kali ketika Mama meninggal. Itupun sudah beberapa hari setelah pemakaman.

Tante Grace sangat cantik. Dalam beberapa angle, perempuan itu terlihat seperti Papa, hanya saja garis wajahnya lebih feminim. Auryn dan Tante Grace hanya bertemu sebentar, jadi dia tidak mengingat sisanya.

"Iya."

Ada senyum terkembang di wajah Papa saat Auryn mengatakannya. "Ini anaknya Tante Grace, namanya Kana. Say hi."

Unfinished StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang