Jeremiah Augustine sedang sibuk memainkan ponselnya. Dengan konsentrasi penuh dia menatap pada benda pipih itu. Mengabaikan suara bising teman-temannya yang sedang berkumpul. Entah mereka sedang bermain apa sehingga berisik sekali, Jere tidak peduli.
"Je, motor lo mau dipake ngga?" Tanya salah satu temannya. Kalau dari suaranya itu Havana Henderson yang memang hobi banget pinjam barangnya orang lain.
"Nggak. Pake aja sana." Jawab Jere masih memainkan ponselnya. Dia harus mengupdate informasi di akun fanpage-nya di berbagai platform, macam Twitter dan Instagram. Iya, sebut saja Jere adalah seorang fansite dengan akun gi_starlight yang mendedikasikan akunnya untuk aktris kebanggaan Indonesia, Givana Triatmaja.
Aktris cantik asal Indonesia yang telah mengecap pasar Hollywood dengan berperan di beberapa film box office yang masuk nominasi Piala Oscar. Namanya besar di kancah film internasional. Reputasinya sebagai aktris dikenal sangat baik karena sering melakukan donasi hingga kegiatan volunteer berskala besar.
Tak heran, akun fanpage dari aktris itu menjamur sebagai bentuk kekaguman dan apresiasi atas kerja kerasnya. Namun dari semua akun fanpage Givana, akun gi_starlight adalah yang paling besar juga yang paling lama mendedikasikan diri untuk sang aktris. Tak hanya menyajikan informasi terkini, akun itu juga berbagi jepretan-jepretan mengagumkan dari Givana.
Hanya segelintir orang yang tahu bahwa Jere adalah admin satu-satunya dari akun fanpage tersebut. Lalu bagaimana dia mendapatkan foto-foto itu ketika Jere bahkan tidak satu negara dengan Givana? Itu rahasia.
"You need to stop the obsession towards her. He's so much older than you." Kata Jerico Aprilio, satu-satunya teman yang mengetahui bahwa Jere adalah admin gi_starlight.
"Cuma 17 tahun. Lebih tua dikit ngga ngaruh."
"Jere, gue serius."
Jere juga bisa melihat kalau dia serius. Tapi laki-laki itu memang belum mau berhenti. Selamanya, Jere akan tetap mencintai Givana walaupun perempuan itu dirumorkan tengah berkencan dengan pria dewasa seusianya yang bukan dari kalangan selebritas.
Dan sepertinya Jere tidak terobsesi dengan Givana. Dia hanya tulus mencintainya sebagaimana orang lain mencintai idolanya. Memangnya Jere ngga boleh punya idola?
"Gue balik dulu deh. Pamitin sama yang lain." Jeremiah kemudian berdiri. Mengemasi barang-barangnya kemudian berlalu dari sana setelah menepuk pundak Jerico.
Jere keluar dari markas dan tidak mendapati motornya disana. Ah, sepertinya dia tadi berangkat bersama Jerico. Dia tidak mungkin kembali ke dalam dan meminta Jerico mengantarnya pulang karena laki-laki itu punya janji lain bersama Katarina selepas ini.
Laki-laki itu kemudian membuka aplikasi bertukar pesan untuk menghubungi penjaga rumahnya. Jere tak memiliki nomor supir pribadinya, dia biasa menelepon ke penjaga rumahnya yang paling senior untuk meminta seorang supir menjemputnya.
Sekitar 10 menit kemudian, sebuah Honda Jazz keluaran agak lama berhenti di depannya. Seorang pria yang dia kenal sebagai supirnya itu turun dari kursi kemudi lalu menghampirinya.
"Selamat siang, Tuan. Berhubung sopir lainnya tengah libur, saya ditugaskan menjemput Anda. Mohon maaf kalau Anda keberatan dengan mobil saya. Atau saya bisa pulang lalu mengambil—"
"Tidak perlu. Kelamaan."
"Satu lagi, Tuan. Saya membawa anak saya di depan. Apa Tuan Muda betul-betul tidak keberatan?" Tanya pria itu sekali lagi. Jere sebenarnya merasa sedikit keberatan, namun daripada menunggu lebih lama disini jadi dia menggelengkan kepala.
Sopirnya membukakan pintu mobil lalu Jere memasukinya. Ada seorang laki-laki berseragam SMP duduk di samping kursi kemudi. Menurut Jere laki-laki itu terlalu tua untuk memakainya. Namun kemudian Jere mengabaikan laki-laki itu dan memilih untuk fokus ke ponselnya hingga mobil kembali melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Stories
Short Storya brain dumps contains of one shot and few ⚠️TW/CW : sickmale, paralysis, graphic stories. Mention of disease and sickness.⚠️ [Random updates] rahma Copyright 2022