karma

1.9K 67 7
                                    

"Cause karma is a thunder

Rattling your ground

Karma's gonna track you down

Step by step from town to town."



































































*****

Guncangan di kaki Adel membuat perempuan itu terbangun dari tidurnya. Saat dia melirik, rupanya itu Ibu. Adel menggeliat sebentar lalu mulai menegakkan tubuhnya. Perempuan itu bukan tipe orang yang susah bangun, maka dari itu gangguan kecil saja akan membuatnya terjaga.

"Udah jam 11. Katanya kamu shift siang." Kata Ibu. Adel hanya mengangguk, masih berusaha mengumpulkan nyawa. Dia baru pulang dari shift malamnya pukul 5 pagi tadi, wajar tubuhnya masih sangat lelah.

Saat nyawanya betulan sudah terkumpul, Adel menyadari teman tidurnya sudah tidak ada disampingnya. "Adam mana?"

"Diluar, habis makan." Jawab ibunya yang kini beralih mencari barang di almari milik Adam, kembaran Adel.

Tadi pagi selepas mandi, Adel memang tidak langsung menuju kamarnya untuk tidur melainkan melipir ke kamar kembarannya itu. Sebetulnya dia hanya ingin sekadar memeriksa keadaan Adam, namun melihat laki-laki itu yang sudah bangun dan mengoceh sendiri membuat Adel ingin berada disana berlama-lama. Jadilah dia tidur seranjang dengan Adam.

"Kok ngga bangunin aku?"

"Kamu kelihatan pulas, Ibu ngga tega."

"Tinggal bangunin aja ngga apa-apa padahal. Ibu nyari apa?" Tanya Adel setelah menyadari ibunya tak kunjung menemukan barang yang dia cari di lemari milik Adam.

"Selang kateter."

"Kemarin masih ada satu. Nanti aku beliin pas pulang kerja."

"Oke ketemu." Ibunya kemudian mengangkat kemasan berisi selang kateter. Beliau lalu menutup pintu lemari. "Sekalian popoknya Adam."

"Oke. Perlu aku bantu?" Adel menawarkan diri. Dia adalah seorang perawat di sebuah Rehabilitation Center terbesar di kotanya. Pekerjaan mengganti kateter hampir dilakukannya tiap hari pada pasien yang berbeda. Jadi bisa dibilang dia cukup mahir melakukannya.

"Ngga usah. Mandi aja kamu udah jam segini."

"Yaudah." Final Adel. Ibunya juga merupakan seorang perawat di sebuah Rumah Sakit sebelum mengundurkan diri beberapa tahun lalu untuk fokus merawat Adam.

Adel kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dia perlu mandi lagi walaupun pagi tadi sudah melakukannya. Setelah mandi dan berpakaian, dia menuju ke ruang makan. Diambilnya nasi dan beberapa lauk yang tersedia untuk makan siang. Ibu dan kembarannya tidak terlihat dimanapun, mungkin mereka sudah memasuki kamar.

Perempuan itu kemudian kembali menuju ke kamar milik kembarannya sebelum berangkat kerja. Benar saja, ibunya dan Adam ada disana. Laki-laki itu tengah berbaring sementara ibu sedang memasangkan selang kateternya. Adel mendekati mereka berdua.

Dielusnya rambut Adam yang makin panjang, membuat laki-laki itu menoleh. Adel tersenyum ketika pandangan mereka bertemu.

"Aku berangkat kerja dulu, ya. Nurut sama Ibu, jangan nakal." Pesan Adel pada kembarannya. Walaupun mereka hanya selisih 15 menit, tetap saja Adel lahir lebih dulu ketimbang Adam. Dia terbiasa berlagak sebagai kakak sedari kecil, walaupun Adam tidak pernah sudi memanggil Adel dengan sebutan 'Kakak'.

Unfinished StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang