Bab 11. Uang

24 7 0
                                    

Bukankah selalu ada berganda-ganda kemudahan saat satu kesulitan datang? Tapi rasanya, mengapa jalan keluar ini sangat pelik untukku malam ini? Adakah penolong yang sudi berbelas kasihan? Selamatkan aku dari duka cita ini. Aku percaya luka ini berujung.

Shoba Dafina Mahya

Sedative (Obat Penenang)

.
.
.

Shoba mengangkat senyum getir ketika sambungan telepon dijawab oleh Bu Hayu. Bukannya ia ingin mengganggu istirahat ibu itu, tapi sekarang ia benar-benar kehabisan akal meminta pertolongan kepada siapa.

Syika? Lebih baik jangan dulu. Malam ini sahabatnya itu sedang menemani keluarga pamannya yang sebentar lagi berangkat umrah. Pasti gadis itu sangat sibuk, bukan?

"Ibuuuu, warung sudah dikunci?"

"Sudah, Nduk. Kamu ada ketinggalan barang? Kan Ibu udah bilang supaya dicek dulu sebelum pulang. Kamu ini ceroboh sekali. Besok pagi-pagi datang ke warung buat ngambil."

"Aaaaah ...." Shoba menengadah menahan air matanya agar tidak kembali turun. Sepertinya ia tidak mau memberati Ibu Hayu malam-malam begini. "Iya, Bu. Maaf mengganggu."

"Ya udah, jangan sampai telat bangun di rumah orang. Ibu nggak mau lagi dengar kamu cerita dimarahiiiin teruuuus. Capek Ibu dengarnya!"

"Iya, Buuu. Ini juga mau tidur, kok." Shoba mengusap wajah lalu pandangannya lurus ke depan.

Dalam keadaan seperti ini, Shoba akan tidur di mana?

"Di samping komplek Ibu ada kost, kalau mau bisa diliat-liat dulu."

"Nomornya ada, ndak Bu?"

"Ada, nanti Ibu kirim."

Shoba menjawab salam dari Bu Hayu lalu percakapan mereka terputus. Shoba memandang sendu kepada kakinya lalu kembali menengadah karena air mata keluar pasrah. "Maaauuu pulaaaaaang! Hiks, hiks...," ungkapnya pada semesta.

Ke mana Shoba mendapatkan uang? Menyewa rumah berarti harus ada pegangan dana di tangan sebelum beristirahat nyaman. Belum lagi ia tidak membawa apapun ke kota ini, hanya pakaian dan buku-buku perkuliahan. Bagaimana ia akan bertahan?

Biaya hidup tanpa membayar rumah sebesar satu juta sebulan, termasuk membayar tugas dan membeli kuota internet paling murah dan harus dihemat hingga sabit baru muncul. Biaya tersebut sewaktu-waktu bisa membengkak karena sakit atau hal mendesak lainnya.

Baiklah, akan dijabarkan seperti ini ;

Total tugas yang sering diberikan dosen sepekan 3 kali, lalu dihitung selama empat minggu berjumlah 600 ribu. Ditambah biaya kuliah lainnya yang terkadang bisa datang tiba-tiba terhitung 100 ribu.

Membeli kuota internet sebesar 100 ribu dalam jangka satu bulan. Oh, bukan ingin memamerkan Shoba anak maya, tetapi itu semua untuk memudahkan tugasnya.

Perempuan pasti harus merawat tubuh, bukan? Shoba juga melakukan hal serupa supaya ia tidak dicap anak kampung amat! Harga yang dikeluarkannya mencapai 200 ribu walaupun tidak setiap bulan, meliputi : sunscreen, handbody, deodorant, lipstik, mask, fase wash, bedak, kapas, pembalut dan obat-obatan.

Jika ditotal dari angka gajinya per 1.200.000.00, maka yang tersisa hanya 200 ribu, dan angka tersebut mampu membayar satu kamar kecil kalau bersama satu orang tambahan.

Selama ini katakanlah Shoba boros .... Shoba akan menerima itu.

Belum lagi masalah pakaian dan makanan apa yang ingin dimakan. Terkadang Shoba meletakkan niat membeli suatu barang meski tidak pernah kesampaian. Hidup dengan gaji pas-pasan di kota itu ..., sedikit pelik.

Sedative (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang