Bab 16. Kampus

20 5 0
                                    

Circle? Baiklah, aku akan mengajarkan bagaimana menjalin pertemanan dengan baik. Tidak berkabar karena tidak memungkinkan? Tidak masalah. Jika ada hal positif yang dilakukan olehnya, dukunglah, berilah semangat membara. Menurutku itu sebuah keharusan dalam berteman. Dan yang penting, jangan tinggalkan dia saat ada masalah.

Syika Maksalmina

Sedative (Obat Penenang)

.
.
.

Berangkat kuliah hingga empat hari terulang, rutinitas mahasiswa/i yang mempunyai kelas reguler. Membawa setumpuk tugas, mengemban sebuah cita-cita tinggi, mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas, lalu keluar sebagai wisudawan terbaik.

Itu keinginan umum termasuk Shoba.

Saat ini ia menghitung langkah menuju fakultas Syika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini ia menghitung langkah menuju fakultas Syika. Karena semalaman tidak mendapat pesan gadis itu sampai sekarang, biasanya Syika mengirimi sebaris kata untuk menunggu di gerbang, tapi hari ini tidak. Ketikan Shoba pun masih centang satu.

"Syika!" panggil Shoba semangat saat melihatnya di bangku panjang bersama dua teman perempuan.

"Eh, Shob, kenapa?" Syika bangkit menghampiri Shoba lalu menariknya untuk duduk bersama. Shoba duduk di ujung di samping Syika.

"Ini Feli, ini Lani," kenal Syika menyebutkan dua orang yang sedang berteman dengannya. "Sepupu aku, baru pindah," tambah Syika lagi agar Shoba tahu posisi dua gadis tersebut berkeluarga dengan Syika.

"Oh, hai. Salam kenal. Aku Shoba." Shoba menjulurkan tangan.

Feli melipat tangan ke dada, dagunya naik dengan angkuh lalu menghina di sana, "Yang diusir dari rumah?"

"Yang numpang itu?" lanjut Lani.

"Yang kamarnya diberantakin itu 'kan?"

"Sampe ibu lo aja marah, Syika. Ngapain temenan sama anak angkat nggak tau diri?"

"Malu banget gue kalau nggak pulang ke kuburan, sembunyi di tanah sampe tua!" sindir Lani.

"Malah keluyuran sok tersakiti. Well, nggak mikirin nasib keluarga orang yang berantakan gara-gara dia."

"Ibu lo nggak mau lo temenan sama orang yang nggak tau rasa terima kasih, Syika. Gue saranin usir dia dari sekarang dari hidup lo," tekan rendah Feli.

Shoba mendadak membisu dengan hinaan yang ia terima pagi ini. Ia tidak tahu kabar buruk apa lagi yang menimpanya, tapi ia yakin ada kaitannya dengan pengusiran Prakely kemarin malam.

Apalagi yang membuat Shoba berurusan dengan Prakely? Dirinya sudah resmi keluar dari rumah, tapi mengapa kabar buruk terus bermunculan dari kediaman gadis gendut itu? Apa salah Shoba?

Sedative (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang