Bab 34. Bintang

31 7 10
                                    

Dikara bintang yang menyinari angkasa tidaklah bisa mengalahkan eloknya kesungguhan hati seorang hamba bertaubat kepada Tuhannya. Sungguh, sebaik-baik orang adalah, pendosa yang bertaubat nasuha pada Penciptanya.

Sedative (Obat Penenang)

.
.
.

Tidak terasa, dua minggu telah dilalui oleh Shoba dengan monoton; kerja pagi, kuliah, kerja siang lalu pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa, dua minggu telah dilalui oleh Shoba dengan monoton; kerja pagi, kuliah, kerja siang lalu pulang. Tidak ada yang istimewa setelah perkemahan usai, ia menjadi bosan menjalani hari yang terus terulang, Senin lagi.

Arrrgh! Bisakah Senin berganti dengan hari Sabtu saja?

Menegakkan badan, Shoba menghembuskan napas pelan sambil mengumpulkan niat untuk melangkah ke kampusnya. "Ibu, aku berangkat," sapanya melambai kepada ibu kost yang membenahi jualannya agar lebih rapi.

"Iya, hati-hati," pesan ibu kost menatap sebentar anak kamarnya ini. Ada yang berbeda, hari ini gadis itu menggunakan baju terusan semata kaki. "Tumben pake gamis Shob?"

"Rok Shoba basah, Bu. Udah 3 hari dijemur di atas nggak kering-kering," jawabnya seraya menunjuk jemuran berjejer di lantai atas.

Sengaja di sana karena setiap hari Shoba akan berangkat pagi dan pulang sore, ia tidak ingin mengambil resiko pakaiannya kehujanan kalau dijemur di terik matahari. Kalau hari libur sih Shoba bisa menjemur di halaman kamarnya sudah cukup.

Masih Februari, masih puncak hujan menerjang bumi. Hari ini pun awan tebal telah memenuhi kaki langit, semoga saja hujannya turun setelah Shoba duduk di kelas nanti.

"Owalah, iya, sekarang hujannya kadang pagi, kadang siang, malam lebih lagi sama petir-petitnya. Nanti Ibu bakal cek-cek kalau rok kamu kering biar nggak kena hujan lagi."

"Iya, Bu, makasih banyak. Aku kuliah dulu." Shoba berpamitan sekali lagi lalu ia memantapkan langkah menuju kampusnya.

Setiap hari ia akan berjalan 10 menit menyusuri gang-gang hingga mencapai penyeberangan menuju Unlam di jalan raya.

Mencapai seberang, ia jadi teringat di penyeberangan ini Prakely pernah menginjak tangannya menggunakan motor. Shoba memperhatikan bekas luka yang telah mengecil kering di sana, huh, ia sudah berjanji tidak merelakan rasa sakit di hari itu.

Ah, jadi ingat keluarga itu lagi. Shoba menggeleng menepis pikirannya yang mulai berkelana menyelami masa tersulit dirinya.

Shoba menunggu Syika di dekat gerbang dengan duduk di pembatas. Ia mengeluarkan lembaran kertas tugas yang akan dikumpulkan hari ini, takut-takut ada yang keliru.

"Shoba. Udah lama?"

"Eh udah sampai kamu, nggak aku baru aja duduk." Shoba merapikan kembali apa yang dikeluarkan. Ia bangkit untuk segera masuk.

"Basa-basi doang si. Aku liat kok tadi kamu nyebrang. Aku lagi beli sarapan di sana." Syika menunjuk arah hulu karena tempat yang di maksud berada di balik sana.

Sedative (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang