Bab 28. Halaman

20 8 8
                                    

Untuk kesekian kalinya aku ingatkan kepada diriku sendiri, kamu ya dunia kamu, aku ya dunia aku. Tidak ada kata kita walaupun dalam halu.

Shoba Dafina Mahya

Sedative (Obat Penenang)

.
.
.

Hijaz membuka mata saat merasa sekujur tubuhnya kepanasan, hal pertama yang ia lihat ada langit-langit kusam di atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hijaz membuka mata saat merasa sekujur tubuhnya kepanasan, hal pertama yang ia lihat ada langit-langit kusam di atas sana. Merasa asing, ia lantas bangun setengah badan dan bersandar setelah meninggikan bantal di punggungnya.

Hijaz memegang kepalanya saat isi di dalam sana beberapa kali menampakkan potongan kisahnya tadi malam di sini. Ia langsung teringat, bangunan tempat ia tidur adalah kamar yang sering ia singgahi.

Kost Shoba.

Hijaz yakin akan hal itu.

Jendela telah terbuka lebar menyalurkan udara segar bersama cahaya matahari ke dalam kamar ini. Namun Hijaz tidak menemukan Shoba, ke manakah gadis itu? Apa sekarang sudah jam kuliah?

Hijaz merenggangkan otot yang terasa remuk entah kenapa. Ia juga menarik dua selimut dari tubuhnya, pantas terasa seperti terpanggang pada api. Kembali merasa ada yang aneh, Hijaz menatap selimut yang ia gunakan adalah selimut yang ia taruh di kamarnya.

Ingin mencari jawaban, pandangan Hijaz jatuh pada dua kardus di dekat pintu yang menganga seperti telah diobrak-abrik karena ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

Hijaz merangkak mendekat, ia menarik satu kardus lalu menatap isinya dengan tanda tanya besar. Mengapa barang-barangnya ada di kamar Shoba?

Apa yang terjadi selama ia tidak ada di sini? Apa Hijaz nunggak? Ah tidak mungkin. Apakah Diusir? Ibu kost malu punya anak kamar nakal kayak dirinya? Ah, apa itu mungkin?

Karena terlanjur berantakan, Hijaz pun langsung mengeluarkan isinya untuk mencari pengganjal perut. Seingatnya ia membeli banyak camilan.

Benar, ada beberapa pack yang masih tersegel di plastik. Hijaz merobeknya dengan sekali sentakan hingga rentengan snack itu mengular panjang di hadapannya. Ia mengambil satu dan membukanya guna mendapat isi.

Pintu tertutup di sampingnya perlahan menunjukkan pergerakan. Dengan setia Hijaz menunggu pelaku di baliknya, Hijaz yakin di sana ada Shoba.

"Loh? Udah bangun?"

"Loh?" ikut Hijaz bingung.

"Loh kok balik nanya?"

Sedative (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang