Mungkin untuk terakhir kalinya kita makan bersama, perayaan mereka sekaligus peringatan hari perpisahan kita. Kuharap ... kamu tidak melupakan hari-harimu bersamaku.
Hijazul Ahmad Bakry
Sedative (Obat Penenang)
.
.
.Duhai senangnya pengantin baru ...
Duduk bersanding, bersenda gurau ...
Bagaikan raja dan permaisuuuuriiii ...Dentuman musik dangdut menjadi irama khas setiap acara pernikahan yang masih berada di perkampungan. Lalu-lalang tamu undangan mulai memadati lokasi acara yang diselenggarakan di depan rumah.
Pernikahan tidak luput dari dangdutan, makan-makan, ngerumpi dan mengajak pengantin berfoto selfi.
Beberapa tenda berdiri tegak diisi meja dan bangku untuk mempersilakan tamu undangan bersantai sambil menyantap makanan.Tidak jauh dari letak tenda makan, ada tenda arisan bapak-bapak yang akan duduk sambil menyapa kawan lama. Kadang juga ada tenda untuk menyambut teman perempuan mempelai yang memberikan bingkisan, tapi kebanyakan mereka lebih suka duduk di bahu jalan yang dilengkapi meja panjang, tempat menaruh buah tangan.
Sejak tadi, dentuman musik menggelegar hingga ke kost Praja. Mereka jadi penasaran ada berapa pengeras suara yang digunakan hingga menyebabkan gedebuk-gedebuknya sangat terasa.
Letak soundsystem tanpa artis sih kadang meminjam pelataran tetangga sekalian listriknya! Kalau tuan rumah mempunyai dana lebih, bisa menyewa kembang desa bahkan gambus kecamatan untuk memeriahkan acara anak mereka. Hiburan untuk relawan juga.
Tapi sekarang zaman sudah bergeser era-islami, mereka yang sudah memahami ilmu agama, mengganti alat musik dengan tabuhan rebana dari grup-grup lokal yang akan melantunkan syair-syair keagamaan. Ataupun melestarikan budaya daerah ; bearak yang ditemani oleh grup hadrah. ¹ Pernikahan adalah acara yang sangat dinantikan kebanyakan orang tua. Mereka bisa mengumpulkan sanak saudara sebab acara tersebut. Silaturahmi.
Kembali ke situasi.
Acara dimulai sejak pagi meliputi khataman Al-qur'an (bagi yang menjalankan), doa, makan bersama dengan para sesepuh desa atau tuan guru. Disusul acara resepsi seperti biasanya hingga selesai pada jam yang ditentukan.
Kebanyakan tamu undangan memadati lokasi saat jam dinding merangkak ke angka 10, lumayan sarapan sekalian makan siang.
Untuk tuan rumah tentu haknya diistimewakan, ada kotak amal yang diwajibkan mengulurkan tangan ke sana sebagai ucapan selamat dan rasa terima kasih atas hidangan.
Kalau untuk kedua mempelai sih santai di singgasana sambil foto-foto seperti artis papan atas. Berbagai gaya dipraktikkan di hari itu, benar-benar menjadi model satu hari. Tak lupa jika ada yang meminta dipegang telinganya (khusus anak kecil/bayi), maka sukarela tangan pengantin memegangnya dengan senyum bahagia. Kalu pina kapidaraan, ujar. ²
Jika ditanya siapa yang paling berbahagia, maka Shoba lah yang paling bahagia karena bisa mencicipi beberapa masakan kesukaannya saat di kampung halaman. Apalagi suasana pernikahan kali ini hampir sama dengan acara-acara di perkampungannya dulu. Shoba jadi ingin pulang.
Cukup! Memangnya Shoba yang akan menikah, hingga menjelaskan sedemikian detail? Ia berbicara seperti itu karena sekarang berdiri di pelataran ibu kost bersama Hijaz yang menanyakan mengapa acara pernikahan tidak di gedung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedative (Selesai)
Teen FictionSedative . . . {Obat penenang untukmu yang menginginkan kesenangan} . . . Hidup nomaden di kota asing membuat Shoba merasakan suasana rumah singgah yang bervariasi. Sebelum memutuskan mengontrak sendiri, ia ditampung oleh seorang pilot maskapai ter...