Dari semua hari yang kulalui, aku paling menantikan pertemuan ini. Terlihat bugar dan mempunyai senyum menawan, berkali lipat aku menjatuhkan hati kepadamu. Meski aku tahu, sembuhmu mungkin bukan lagi datang kepadaku.
Shoba Dafina Mahya
Sedative (Obat Penenang)
.
.
.
Iring-iringan hadrah di jalan menjadi puncak acara hari ini, Nahawan sengaja menyewa grup rebana itu karena adat itu mulai terkikis oleh perkembangan zaman yang suka karaokean.
Diambil dari bahasa Madura, Hadrah berarti ; iring-iringan laki-laki melantunkan kasidah bersama tabuhan rebana untuk menggiring pengantin atau ulama maupun pejabat.
Semua mata tertuju pada payung bunga berputar yang di bawahnya ada Nahawan. Kalau Syika, eh, uhm, kalau istrinya, uhuk istri, fokus-fokus.
Kalau Syika sih menyaksikan saja dari pelaminan ditemani Shoba, Tresi dan Feli. Pakaian Syika sudah berganti normal, Nahawan juga begitu, karena acara puncak ini sekaligus penutupan resepsi hari ini.
"Ini yang dinamakan gamis pian lawan abaya ulun sedayayan selipatan selemari!" celetuk Shoba saat sadar pakaian Nahawan adalah gamis putih berpadu surban dan yang dikenakan Syika abaya hitam.
(Baca bab 7 kalau mau tau artinya, wkwk)
"Yang gombal siapa, yang nikah siapa, ahahaha," sindir Syika tersadar tempo dulu Shoba pernah mengatakan hal serupa, masih ingat rupanya gadis itu.
"Iya deh yang nikah muda!" serobot Tresi sambil mengipasi wajahnya.
"Iiih, mentang-mentang udah nikah. Ngurus anak yang benar nanti!" cetus Feli menyuarakan amarah gemas Shoba yang tertahan.
"Eh, abis acara ini kalian jangan ada yang pulang. Temenin aku buka kaaadoooo!" ungkap Syika menadakan kalimat akhirnya.
"PN, pajak nikah, ya, satu kado satu orang," usul Shoba, ia hanya bercanda.
"Nggak, enak aja. Udah dikasih emas, masih aja minta!" tampik Syika mengamankan seluruh bingkisan yang tertuju padanya dan Nahawan, kado-kado itu untuk keperluan hidup ke depannya, enak saja mau dipinta.
"Emas?" ulang Shoba tidak mengerti.
"Lo nggak ngebuka merchandise?" tebak Feli.
Shoba menggeleng.
"Isinya emas, 1 gram," jawab Tresi santai.
Mata Shoba membola, bagaimana bisa alat masak seharga 50 ribu ditukarkan dengan sebatang emas? Ini namanya Syika yang rugi.
"Aku tau muka-muka Shoba yang ini. Santai saja Shob, buat tabungan kamu juga. Aku juga kaget, tapi ya kata Nahawan lebih baik membalas barang yang bisa jadi simpenan," jelas Syika.
Shoba menutup mulut, wah-wah, Shoba bakal sering-sering ke kondangan kalau gini jadinya. Lumayankan hahaha.
"Gue aja dapat dua, Shob, lo tiga nggak masalah kayaknya," saran Feli yang langsung dihadiahi gaplokan Syika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedative (Selesai)
Teen FictionSedative . . . {Obat penenang untukmu yang menginginkan kesenangan} . . . Hidup nomaden di kota asing membuat Shoba merasakan suasana rumah singgah yang bervariasi. Sebelum memutuskan mengontrak sendiri, ia ditampung oleh seorang pilot maskapai ter...