Bab 29. Video

15 8 3
                                    


Ketika semesta mengatur ulang kehidupan seseorang ..., di sanalah beberapa golongan akan keluar dan menampakkan bayangan yang selama ini disembunyikan. Baik yang terbaik maupun yang terburuk. Dan kamu masih menjadi sebaik-baik tempat pulangku.

Hijazul Ahmad Bakry

Sedative (Obat Penenang)

.
.
.

Hari monoton Shoba lalui dengan tentram, meski kadang-kadang ada terbesit khawatir tentang Hijaz, langsung saja ia tepis secara kasar pemikiran tersebut agar tidak terlarut dalam semunya sendiri.

Tekadnya yang bulat membuat sikapnya sensitif ketika Syika membahas tentang Nahawan yang terselubung kepada Hijaz.

Kabar hari ini dibawakan oleh Syika tentang masa rehabilitasi Hijaz difasilitasi psikiater sewaan keluarga cowok itu. Shoba harap dengan tindakan tepat dari keluarga Hijaz, cowok itu bisa segera bertemu titik terangnya tentang efek kobamnya yang tidak terekam dalam ingatan. Diam-diam Shoba bersyukur dan kecewa. Huh! Lagi-lagi ujungnya memikirkan perasaan untuk Hijaz.

Keduanya berada di pondok kecil kampus ditemani rinai kecil. Akhir-akhir ini cuaca sering hujan, baik ringan hingga badai di daerah sini.

Syika sibuk menyerocos sambil mencatat materi makalah Shoba.
"Persiapan kemah besok udah, kan?" Syika mengangkat wajah ketika tidak dijawab oleh lawan bicaranya. Syika berdecak pelan lalu menggoyang bahu temannya itu untuk menyadarkan lamunan. "Shobaaaaaaaaaaaa! Mikirin Hijaz, yaaaaaa?!"

Mulut Shoba terbuka, ia gelabakan sendiri karena takut hal yang sedang hinggap di pikirannya dicetuskan oleh Syika. "Enggaklah," jawabnya cepat.

Shoba mengatur napas perlahan, ia lantas menarik buku-bukunya hingga menjatuhkan satu foto Hijaz di sana.

Shoba memungutnya lalu mengusap pelan guna membersihkan kotoran yang hinggap. Hal itu tidak luput dari tatapan bingung Syika yang terdiam setelah melihat foto tersimpan itu jepretan wajah Hijaz.

"Shob?" introgasi Syika dengan perhatian penuh.

"Ah, ini. Nggak kayak yang kamu pikirin kok, Syik," jawab Shoba langsung memberitahukan intinya.

"Emang apa yang aku pikirin?" tanya balik Syika merasa heran pada tingkah spontan Shoba. Hmmm, ada udang di balik terasi, nih!

Shoba memukul kepala meruntuki jalan pikirannya yang langsung menyimpulkan Syika akan menuduhnya macam-macam.

"Shob, jangan-jangan?" selidik Syika penuh kecurigaan.

Shoba yang tidak ingin ditindak lanjuti langsung berdiri memungut buku-bukunya lalu memasukkan ke dalam tas. "Aku ke warung, dah, Syiiiikaaaa!" Shoba mengambil seribu langkah menjauhi Syika.

Syika tergelak, ia langsung memegang perut saking ngakaknya. "Ya ampun, Shob! Shob! Kamu beneran suka, ya?!" tebak Syika yakin.

Shoba mengumpat dalam hati, huh, bisa-bisanya perasaan yang disembunyikannya selama ini diketahui Syika saat bercanda.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedative (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang