"Udah tau sakit, malah nyari penyakit." -Zavier
***
Seperti biasa, sepulang sekolah mereka berlima memilih pergi ke markas. Baru saja membuka knop pintu, Elnatta sudah dikejutkan oleh kehadiran Madhava.
Wajah bantal cowok itu terlihat jelas, mungkin semalam Madhava habis begadang pikir Elnatta. Kelimanya memilih masuk, mata Raiden tak henti-hentinya menatap Madhava.
Madhava bergegas pergi memakai jaketnya. Seperti biasa setelah berkelahi pasti keduanya berujung saling mendiamkan satu sama lain. Tabiat yang tak akan pernah hilang dari kedua saudara kembar itu.
"Mau kemana?" Kini giliran Caraka yang bertanya.
"Mau gue kemana aja, bukan urusan lo!" seru Madhava tak suka.
"Diluar langit mendung, jangan hujanan terus." Katakan saja Caraka sedang mengingatkan anak kecil.
"Gue tau."
"Terus mau hujanan lagi? Gak takut sakit?" Caraka kembali bertanya.
"Lo bisa diam gak!" Tatapan Madhava begitu dingin.
Raditya berdecak. "Kenapa sih selalu aja keras kepala?" tanyanya.
Madhava enggan menjawab, ia malas berdebat. Lebih baik pergi mencari ketenangan diluar, belum sempat cowok itu menghidupkan mesin motornya.
Elnatta sudah datang lebih dulu, berdiri didepan motornya menatap marah ke arahnya. Madhava tau, Elnatta pasti akan menceramahinya tetapi sekarang bukan itu yang sedang dibutuhkan Madhava.
"Kenapa?" Pertanyaan itu terlontarkan begitu saja.
"Jawab gue, lo mau kemana?" tanya Elnatta.
"Bukan urusan lo."
"Gue telepon papa!" ancam Elnatta menatap serius Madhava.
"Gue bukan anak kecil lagi, Elnatta."
Elnatta memasukkan ponselnya, cukup lama menatap wajah Madhava yang sedang menahan kilatan amarah.
"Takut kalo gue aduin lo habis berantem sama Zeva, iya?" tanyanya begitu sinis.
"Silahkan kalo lo mau ngadu, ini hidup gue El. Lo gak berhak ikut campur sekalipun lo sahabat gue."
Tak mau berlama-lama berdebat dengan Elnatta, Madhava memilih pergi menjalankan motornya meninggalkan markas.
"Sedih banget anjing, gak guna banget lo El!" seru Elnatta merutuki dirinya.
Elnatta memilih duduk diteras, mau kemana Madhava pergi. Elnatta tahu Madhava sudah dewasa tetapi dirinya terlalu takut kehilangan sahabatnya.
"Cerita Dhav, gue gak bakal pernah tahu apa yang sedang lo rasain kalo lo sendiri aja gak pernah mau bercerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...