"Jatuh cinta itu sebuah pilihan." -Zavier
***
Agatha langsung pergi meninggalkan sekolah. Hari ini ia harus berkerja, ia tidak boleh lari dari tanggung jawabnya.
"Agatha!" panggil Revaldo, dia rekan kerja Agatha di cafe pelangi.
Agatha menghampirinya. "Hai Val, maaf ya kemarin aku izin kerja gak sempat kabarin kalian. Pasti kemarin kerjaan kalian banyak ya."
Revaldo tersenyum lalu menggeleng pelan. "Nggak kok, kemarin juga pengunjung cafe lumayan sepi."
Agatha mengangguk. "Hmm gitu ya? Yaudah kalo gitu aku ganti seragam dulu." Pamitnya.
Agatha menyimpan seragamnya di loker. Ia lalu memakai apron miliknya, bekerja sebagai waitress membuat Agatha banyak belajar.
Bahwa setiap manusia mempunyai karakter dan cara pandang yang berbeda.
Bahkan beberapa pengunjung cafe sering kali menguji kesabarannya. Ada juga yang berani terang-terangan memuji paras cantiknya.
"Ada pesanan dimeja nomor 15 lantai dua, lo bisa antarin pesanan mereka kesana kan?" tanya Revaldo.
Agatha mengangguk mantap. "Bisa, biar aku aja nanti yang antarin pesanan mereka kesana."
"Okey deh gue lanjut kerja lagi."Pesanan pengunjung itu sudah jadi, ia langsung pergi membawa nampan berisikan pesanan mereka. Agatha sangat berhati-hati saat menaiki anak tangga sambil membawa nampan.
Sikap Agatha yang begitu ramah pada pengunjung membuat gadis itu sering kali mendapatkan pujian, ia menaruh pesanan mereka satu persatu dimeja.
"Loh Agatha, lo kerja disini?" tanya Anggiat menatap Agatha.
Sungguh, Agatha terkejut.
Mendengar nama Agatha disebut oleh Anggiat, atensi Madhava langsung teralihkan menatap gadis itu. Karena sedaritadi dirinya sibuk mengerjakan tugas sekolah.
Setelah selesai menaruh pesanan mereka, Agatha buru-buru pergi namun lengannya langsung dicekal oleh Madhava.
"Lo gak budek kan? Kalo lagi ditanya tuh jawab!" sahut Madhava.
"Gapapa Dhav santai aja udah biasa kok, lo gak perlu marah-marah kayak gitu," celetuk Anggiat menepuk pelan bahu Madhava.
"Maaf, iya aku kerja disini."
"Kenapa kerja? Memangnya orang tua lo kemana?" tanya Madhava.
"Orang tua aku kerja diluar kota." Bohongnya.
Madhava ber-oh ria. "Oh yaudah kerja aja dulu!" ucap Madhava melepas cekalannya.
Setelah kepergian Agatha, kelima cowok itu kembali mengerjakan tugas dan sesekali melempar canda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...