Chapter 09

1.5K 63 13
                                    

"Perempuan itu butuh kepastian, kalo lo memang gak mau ya jangan kasih harapan." -Jovanca

***

"Dhav, adek lo ngambek tuh!" Elnatta mengadu pada Madhava.

Madhava menghela nafas, Raiden sungguh pelit. Apa salahnya berbagi toh dirinya bisa beli kembali. Cowok itu menghampiri Raiden dikamar.

Pintu kamar tidak terkunci, Madhava masuk melihat Raiden sedang duduk dibalkon. Padahal cuaca diluar sangat panas.

"Jangan pelit jadi manusia Zev!" tegur Madhava berdiri disamping Raiden.

Raiden enggan menoleh, ia memilih pergi meninggalkan Madhava.

"Lo boleh pakai uang gue sepuas lo untuk beli cemilan kesukaan lo lagi tapi lo gak boleh pelit sama sahabat lo sendiri." Madhava berusaha sabar menghadapi sikap sang adik.

"Zev, lo dengarin gue gak?"

Raiden tetap diam.

"Raiden Zeva Delfani anak dari Rain Geovany! Lo dengar omongan gue gak!" Bentak Madhava, sungguh kesal sekali hatinya.

Raiden menghentikan langkahnya, cowok itu menatap lekat wajah sang kakak. "Gue dengar omongan lo bang."

"Kalo lo dengar, terapin itu dihidup lo, jangan pelit jadi manusia. Suatu saat nanti kalo lo lagi susah cuma mereka yang bakal bantu lo selain gue."

Raiden mengepalkan tangannya, ia bukan pelit. Ia hanya ingin mereka sadar, untuk tak menyepelekan hal-hal kecil kesukaannya.

"Lo nggak ngerti rasanya bang, disaat lo udah suka sama sesuatu tapi orang lain seenaknya ambil sesuatu itu dari milik lo."

"Yang mereka ambil cuma makanan Zeva! Cuma makanan."

Raiden mendorong kuat bahu Madhava. "Gue tahu yang mereka ambil cuma makanan tapi makanan itu kesukaan gue, Madhava." Bentak Raiden.

Madhava memberikan dompetnya secara paksa. "Terima dompet gue, beli makanan itu sepuas lo. Kalo perlu lo habisin semua uang gue, gue nggak bakal marah sama lo."

Raiden menolaknya. "Gue gak mau!" ujarnya melempar dompet Madhava ke lantai.

Madhava mengambil uang didalam dompetnya, cowok itu melemparkan semua uangnya didepan wajah Raiden.

"Ambil uang itu Zev! Lo beli makanan kesukaan lo, apa perlu gue beli semua toko yang jual cokelat untuk lo?" tanya Madhava menatap wajah sang adik.

Raiden tak terima dengan perlakuan sang kakak. "Gue gak butuh uang lo bangsat."

"Lo sama aja kayak mereka, lo gak pernah ngertiin gue sebagai kembaran lo! Lo egois bangsat." Teriaknya penuh emosi.

Madhava tersenyum remeh, cowok itu bertepuk tangan. "Siapa yang ngajarin lo jadi cowok nakal, Zeva?" tanya Madhava menatap tajam.

ELDESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang