"Lebih baik sendiri daripada sakit hati." -Bonanza
***
Agatha terbangun, matanya menatap ke sekitar ruangan. Wangi aroma musk memenuhi ruangan itu. Agatha mengamati bingkai foto didepannya, wajah pria itu sangat mirip dengan Madhava.
Agatha sangat yakin, kamar ini milik Madhava. Desain kamar yang sangat indah menurutnya, perpaduan warna hitam dan rasi Bintang. Memberikan kesan aestethic didalamnya, belum lagi rak buku yang menjulang tinggi.
Agatha menyadari, bahwa Madhava menyukai kesendirian. Gadis itu meraih bingkai foto yang berada dinakas, foto Madhava dan Raiden sewaktu kecil.
"Imut." Pujinya.
Knop pintu terbuka, Madhava sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Ia membawa nampan berisikan sarapan dan segelas susu. Tatapan cowok itu beralih pada bingkai foto yang dipegang oleh Agatha.
Menaruh nampan itu diranjang dan merebut paksa bingkai fotonya dari tangan Agatha.
"Lo gak sopan!" seru Madhava menatap tajam.
"Kamu yang gak sopan! Kamu ganti pakaian aku tanpa izin dari aku!" seru Agatha berdiri menghadap Madhava.
"Seragam lo basah."
"Alasan! Aku mau pulang, aku mau sekolah."
"Pulang aja kalo lo mau pulang."
"Seragam sekolah aku dimana?" tanya Agatha.
"Gue buang!" seru Madhava langsung keluar dari dalam kamarnya.
Agatha mengikutinya. "Seragam sekolah aku dimana Zavier?" tanyanya kembali.
"Gue laundry."
"Kenapa kamu laundry, nanti aku ke sekolah pakai seragam apa."
Madhava melemparkan satu paper bag ke wajah Agatha.
"Pakai, seragam baru untuk lo."
Agatha menangkapnya. "Aku mau pulang, aku gak mungkin mandi disini aku gak bawa dalaman."
"Semua kebutuhan lo ada didalam paper bag itu termasuk alat make up biarin wajah lo cantik dikit."
Madhava sungguh keterlaluan.
"Lo jelek! Gue males lihatnya."
Mata teduh milik gadis itu berkaca-kaca, sungguh sakit sekali mendengarnya.
Agatha memilih pergi, membersihkan tubuh dan bersiap-siap. Setelah itu, ia akan sarapan diruang tamu.
"Sarapan dimeja makan bukan diruang tamu bego!" teriak Madhava dari dapur.
Agatha menghela nafas. "Zavier itu romantis tapi sayang toxic!" gumamnya.
"Duduk disamping gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...