"Mulai sekarang kamu harus terbiasa dengan kehadiranku." -Madhava
***
Hari sudah berganti, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Agatha baru saja terbangun dari tidur lelapnya, pantulan cahaya memasuki ruangan lewat cela gordeng kamar.
Tubuhnya terasa berat karena ada tangan yang melingkar diperutnya, memeluknya begitu erat. Agatha lalu merubah posisi tidurnya, ia memandangi wajah tampan Madhava.
Sungguh pahatan yang nyaris sempurna, Agatha tersenyum kecil. Ia mengusap pelan pipi Madhava yang masih tertidur pulas.
"MasyaAllah ganteng banget!" Puji Agatha begitu kecil.
Agatha bisa merasakan hembusan nafas Madhava. Baru saja ingin beranjak, tubuhnya sudah ditarik kembali untuk rebahan.
"Jangan kemana-mana, tetap begini aja!" ujar Madhava dengan mata terpejam.
"Berat!" Keluh Agatha.
"Ya kalo enteng itu tubuh lo."
"Jahat!" ujar Agatha mencebikkan bibirnya.
"Jangan begitu bibirnya minta dicium kah?" tanya Madhava terkekeh kecil.
"Dasar otak mesum."
Madhava merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, ia menatap lekat wajah gadis itu. Ada rasa bersalah dihatinya karena semalam sudah berbuat lancang.
"Tha, prihal semalam gue benar-benar minta maaf."
Agatha memalingkan wajahnya ke samping tidak mau membalas tatapan cowok itu. Jika diingat kembali, perbuatan Madhava sangat melukai hati dan harga diri Agatha.
Madhava menggenggam jemari tangan Agatha. "Tha, maaf gue benar-benar khilaf semalam."
"Khilaf ya?" tanya Agatha tertawa pelan.
Padahal sudah jelas cowok itu melakukan semuanya dengan keadaan sadar.
"Maaf, gue tahu gue salah gue udah kurang ajar sama lo Tha."
"Maaf kamu gak bisa bikin tubuh aku kembali suci Zavier."
"Maaf gue salah Tha."
"Jangan ngomong khilaf, sebab semalam kamu ngelakuin perbuatan itu dalam keadaan sadar Zavier."
"Iya maaf Tha, gue tau gue salah gue gak bisa kontrol nafsu gue."
"Yaudah gak usah dibahas lagi karena semakin dibahas aku ngerasa diri aku murahan banget."
"Lo gak murahan Tha."
"Tapi kenyataannya aku murahan."
"Stop! Gue gak mau dengar kata-kata itu lagi bahkan gue aja nggak sampai ngelakuin hal itu sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...