"Apa yang lebih mahal setelah waktu yaitu proses." -Raiden.
***
Agatha merasakan ada lengan seseorang yang melingkar diperutnya. Ia mengusap matanya lalu melihat ke arah samping.
Matanya ngerjap kaget, sejak kapan cowok itu ada dikamarnya. Agatha membuka selimut mereka betapa terkejutnya ia mendapati tubuh polos Madhava.
Tatapan Agatha terhenti saat melihat roti kotak-kotak diperut Madhava. Ia ingin sekali mengusapnya tetapi niat itu segera diurungkannya.
Perlahan Madhava mengerjapkan matannya, tersenyum kecil menatap Agatha yang sudah terbangun lebih dulu darinya.
"Pagi sayang!" sapanya mengecup singkat pipi Agatha.
Agatha tak membalasnya, ia bangkit dan duduk diranjang. Jantung gadis itu berdebar semakin kencang.
Madhava ikut bangkit, ia memeluk perut Agatha dan menyandarkan kepalanya di bahu Agatha. Madhava begitu manja pada gadisnya.
"Kenapa malu ya hmm?" tanya Madhava tepat ditelinga Agatha.
Agatha berusaha melepaskan pelukan Madhava dari perutnya. "Aku mau mandi, nanti telat sekolahnya."
Gadis itu segera bangkit berlari kecil menuju kamar mandinya. Melarikan diri dari Madhava yang semakin lama membahayakan jiwanya.
Madhava menggeleng kecil, ia bangkit lalu menelpon Caraka meminta tolong pada cowok itu untuk membawakan seragam sekolahnya.
Madhava keluar dari kamar Agatha, ia menatap satu persatu bingkai foto yang terletak diruang tamu rumah gadis itu.
Mulai dari foto Agatha sejak kecil hingga tumbuh menjadi gadis remaja. Madhava tersenyum kecil ternyata gadisnya sudah cantik sedari kecil.
Agatha keluar dari kamarnya, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Agatha termenung melihat Madhava berdiri lama didepan bingkai foto keluarganya.
Gadis itu tersadar suatu saat nanti semua kebohongannya cepat atau lambat akan terbongkar. Mengingat Madhava bukanlah seseorang yang gampang dibodohi.
Madhava menoleh mendapati Agatha yang sedang melamun. "Kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Madhava membuyarkan lamunan Agatha.
Agatha menggeleng cepat. "Ah iya aku mau masak, aku ke dapur dulu ya."
Agatha langsung pergi meninggalkan Madhava seorang diri. Baru saja ingin mengejar ponselnya sudah berbunyi. Itu tandanya Caraka sudah sampai dirumah Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...