Chapter 41

823 26 2
                                    

"Jangan serakah, kalo gak bisa pilih lepasin aja keduanya." -Elnatta.

" -Elnatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Madhava membuka pintu kamarnya melepaskan jaketnya secara asal. Matanya menatap tubuh Agatha yang sudah tertidur lelap.

Madhava menghela nafas, menatap beberapa bungkus kemasan yoghurt yang berserakkan dilantai. Ia lupa jika Agatha belum makan sejak pagi.

Madhava membersihkan tubuhnya lalu ikut bergabung bersama Agatha diranjang. Cowok itu mengusap pelan kepala Agatha, tiba-tiba perasaan bersalah menyelimuti hatinya.

Pasti gadis itu kelaparan, terbukti dari beberapa kemasan yoghurt yang dilihatnya. Hampir seharian penuh ia mengurung Agatha dikamarnya tanpa memberi makan.

"Jangan diulangi lagi Tha, gue gak suka," ujar Madhava mengusap kepala Agatha.

Perlahan gadis itu mengerjapkan matanya. Tatapan mereka saling bertemu, Agatha berusaha bangkit mendudukkan tubuhnya. Begitupun dengan Madhava.

"Kenapa? Lo mau minum?" tanya Madhava menatap wajah Agatha.

Agatha menggeleng pelan, "Nggak! Aku belum sempat masak, sebentar aku masak dulu. Kamu pasti belum makan, kan."

"Udah malam, gak perlu. Gue udah makan." Beritahu Madhava.

Agatha beranjak turun dari ranjang, memunguti bungkusan yoghurt yang berserakkan, "Maaf, kamar kamu jadi kotor. Aku bersihin dulu," ujarnya enggan menatap Madhava.

Madhava ikut turun lalu mencekal pergelangan tangan Agatha membuat kegiatan gadis itu terhenti. Madhava menarik tangan Agatha agar berdiri menghadapnya.

"Tidur! Udah malam!" titah Madhava menatap tajam.

Agatha memalingkan wajahnya lalu melepaskan cekalan Madhava. Gadis itu kembali menaiki ranjang. Tak mau berdebat, mengingat jam masih 02.30 dini hari.

Agatha berusaha memejamkan matanya kembali. Posisi tidurnya membelakangi tubuh Madhava membuat cowok itu lebih leluasa memeluknya.

Pukul 05.30 pagi Agatha kembali terbangun. Tangan Madhava masih setia melingkar diperutnya. Gadis itu memandangi wajah Madhava yang berada dihadapannya.

Tidak salah, jika banyak perempuan yang menyukai pacarnya. Bahkan mereka secara terang-terangan ingin merebut Madhava darinya. Gadis itu pelan-pelan melepaskan pelukan Madhava.

Agatha beranjak pergi ke dapur, memilih beberapa bahan dikulkas. Sepertinya memasak sudah menjadi rutinitasnya setiap kali menginap diapartemen Madhava.

ELDESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang