"Apapun akan aku maafkan, asal bukan prihal perempuan lain." -Agatha.
***
Pintu kamar terbuka, Aneska langsung lari dan memeluk erat tubuh Agatha. Gadis itu menangis, ia bersyukur kondisi sahabatnya baik-baik saja.
"Maaf," ujar Aneska disela isak tangisnya.
Agatha tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. "Aku gapapa Anes, udah ya kamu jangan nangis lagi!" ujarnya mengusap pelan punggung Aneska.
"Gue minta maaf, gue emang sahabat yang buruk, gue gak bisa jaga lo."
"Sutthh.. jangan ngomong begitu, aku gak suka dengarnya!" ujar Agatha melepaskan pelukan mereka.
Agatha memandangi wajah Aneska, ia mengusap pelan airmata sahabatnya. "Kamu gak perlu merasa bersalah, justru aku yang salah disini karena aku gak bisa jaga diri aku sendiri."
"Gue khawatir banget sama lo, gue takut lo kenapa-napa Tha."
"Iya aku tau, tapi buktinya sekarang aku udah gapapa kan. Udah ya jangan nangis lagi."
"Terus gimana sama luka gigitannya? Masih sakit atau gak?" tanya Aneska mengajak Agatha duduk disofa.
"Udah gak kok, cuma tadi badan aku meriang aja."
"Jangan lupa diminum obatnya Tha," ujar Alsava menatap wajah Agatha.
"Iya Sava, pasti aku minum."
"Oh ya btw kita tamu lho Dhav, masa iya gak ditawarin minum sih!" sindir Anggiat melirik wajah Madhava yang sedang fokus memainkan ponselnya.
"Mulai Anggiat mulai!" seru Raditya menatap jengah.
"Gue nyimak deh, kalo benaran ribut gue dukung Madhava!" ujar Elnatta tertawa pelan.
Madhava mematikan ponselnya tanpa banyak bicara, ia langsung pergi ke dapur membuka kulkas pribadinya. Mengambil beberapa botol dan gelas lalu kembali keruang tamu.
Madhava menaruh botol dan gelas dimeja, melirik sinis wajah Anggiat. "Lo mau minum kan? Tuh minum."
Mereka semua melongo melihatnya, begitu juga dengan kelima gadis yang sedang asik bercerita.
"Yang gue maksud air putih bukan vodka anjir," ujar Anggiat menatap wajah Madhava tanpa dosa.
Madhava mengedikkan bahunya. "Itu juga minuman, lo tadi nyuruh gue. Jadi minum jangan sampai gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...