"Tidak ada yang menyakitkan daripada kematian seseorang."
-AjengGpl***
Madhava merengkuh tubuh Agatha dari belakang. Menghirup aroma tubuh gadis itu, sungguh aroma tubuh Agatha membuatnya candu.
"Wangi banget, gue suka aroma tubuh lo." Bisik Madhava mulai mengecupi leher Agatha.
Tubuh Agatha meremang, perlakuan Madhava membuat tubuhnya seperti merasakan sensasi aneh. Agatha ingin berontak namun kedua tangannya dicekal oleh Madhava.
Jarak diantara keduanya semakin dekat, Madhava membalikan tubuh Agatha. Tatapan mereka bertemu, ia kembali mengusap lembut rahang Agatha.
Madhava memiringkan wajahnya lalu meraih tengkuk Agatha. Bibir mereka saling bersentuhan, nafsu Madhava semakin besar, ia menuntut Agatha untuk membalas lumatannya.
Tubuh Agatha terhempas ke ranjang Madhava langsung menindih tubuh gadis itu. Satu tangannya ia gunakan untuk menahan keseimbangan tubuhnya.
Gadis itu mulai terbuai dengan ciuman yang diberikan Madhava. Agatha meremas kuat lengan berotot Madhava, memberikan kode jika ia hampir kehabisan nafas.
Madhava melepaskan tautan bibir mereka, cowok itu tersenyum smirk melihat bibir Agatha yang sedikit bengkak karena ulahnya.
Madhava mengusap lembut bibir Agatha. "Selalu manis, gue suka." ujarnya.
Pipi Agatha merona merah, munafik jika ia tidak menikmati ciuman yang diberikan oleh Madhava. Agatha lalu berdiri membenarkan pakaiannya.
Madhava duduk disofa, tatapannya tak lepas dari kegiatan yang sedang dilakukan gadis itu. Agatha merasa risih dengan tatapan Madhava.
"Lain kali gue mau yang lebih dari sekadar ciuman." Madhava berjalan kembali menghampiri Agatha.
Agatha memundurkan langkahnya, Madhava berhasil mengukung tubuhnya. Ia senang melihat wajah ketakutan gadisnya. Meraih dagu Agatha dan kembali menciumnya.
Madhava menggigit kasar bibir bawah Agatha. Gadis itu meringis sakit sehingga mulutnya sedikit terbuka. Madhava tak menyiakan kesempatan itu, ia langsung melumat rakus bibir Agatha.
Memperdalam ciuman mereka, akal sehat Madhava sudah dikalahkan oleh nafsu bejatnya. Perlahan tangan Madhava mulai nakal, ia ingin sekali menyentuh aset berharga milik Agatha.
Suara ketukan pintu membuat tangan Madhava seketika berhenti. Akal sehatnya kembali berfungsi, dasar nafsu sialan. Madhava melepaskan ciuman mereka, Agatha menghela nafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...