"Maaf sudah melewati batas."
-Zavier.***
Tubuh Raiden dipeluk dari belakang oleh Raditya sedangkan Elnatta membantu Madhava untuk bangun dari lantai.
Wajah cowok itu sudah berlumuran darah akibat pukulan membabi buta yang diberikan oleh Raiden. Elnatta membopong tubuh Madhava pergi meninggalkan gudang.
Sedangkan anak Nyctophile lainnya membantu membereskan kekacauan yang terjadi didalam gudang.
"Dimana Agatha, El?" tanya Madhava sambil memegangi perutnya yang terasa keram dan sakit.
"Jangan mikirin orang lain, pikirin aja keadaan lo."
"El," ujar Madhava merasakan akan ada sesuatu yang ingin meledak.
Baru saja Elnatta ingin menoleh, semburan darah sudah muncrat dari mulut Madhava membanjiri lantai. Elnatta terkejut menatapnya bahkan wajah cowok itu sudah pucat.
"Zavier lo kenapa? Please jangan pingsan tetap buka mata lo."
"Mama sakit!" lirih Madhava, untuk pertama kalinya Elnatta mendengar Madhava memanggil sang mama.
Anggiat berlari menghampiri Elnatta, ia terkejut melihat kondisi Madhava. Ternyata kekuatan kakak beradik itu sama besarnya.
Anggiat ikut membopong tubuh Madhava. "El ini dibawa ke UKS atau kerumah sakit."
"Bawa kerumah sakit langsung."
"Tapi mobil Caraka gak ada El."
"Pinjem mobil Zeva, bilang ke dia ini urgent kalo dia gak mau ngasih siap-siap aja kehilangan abangnya!" ujar Elnatta memberitahu Anggiat.
"Lo bisa kan bawa Madhava turun ke bawah?" tanya Anggiat diangguki oleh Elnatta.
"Bisa, buruan pinjem mobil Zeva."
Elnatta berusaha menuruni anak tangga dengan membopong tubuh tegap Madhava. Untungnya saja guru yang melihatnya ikut membantu.
Mereka meringis melihat keadaan Madhava, begitu juga dengan siswa Angkasa. Siapa yang berani menghajar Madhava seperti itu, pikir mereka.
Anggiat berlari menghampiri mereka kembali, kondisi Madhava sudah lemah. Mereka langsung membawa Madhava masuk kedalam mobil.
Di rooftop Raiden sedang menangis menyesali perbuatannya pada sang kakak. Perasaan bersalah menguasai hatinya, ia takut Madhava pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...