"Selebihnya, aku hanya menjalankan hidupku." -Rain.
***
Madhava kembali menginjakkan kaki dikediaman Rain. Semua itu ia lakukan untuk Raiden. Keduanya lalu masuk kedalam rumah yang begitu sepi.
Listrik dirumah itu tak menyala, tampak kosong tak berpenghuni. Raiden menyalakan lampu ruang tamu, ia mencari sosok Rain.
Baru saja ingin menghampiri Rain dikamarnya. Mereka tak sengaja mendengar suara seseorang dari dapur. Disana mereka melihat Aurora sedang memakan mie instan.
"Kenapa makan mie instan?" tanya Raiden menghampiri Aurora.
Aurora menoleh ke belakang, ia langsung memeluk tubuh Raiden, "Kangen, Ara kangen sama abang."
Raiden tersenyum kecil, "Abang juga kangen sama Ara," ujarnya seraya melepaskan pelukan mereka.
"Kenapa makan mie instan? Terus kenapa rumah gelap banget? Mama dimana? Mama baik-baik aja kan?" tanya Raiden membuat Aurora menghela nafas, ia bingung.
"Mama ada diruangan Star."
"Terus kenapa kamu makan mie instan? Mama gak masak?" tanya Raiden kembali.
Aurora mengangguk pelan, "Semenjak abang pergi, mama gak pernah masak lagi."
Raiden terkejut, "Kenapa begitu? Jadi selama abang pergi kamu makan apa, jadi bilang makan mie instan terus."
"Terpaksa, emang cuma mie instan yang paling praktis didunia."
"Ra, apa aja yang terjadi dirumah ini selama abang pergi."
Aurora memalingkan wajahnya, ia lalu menatap wajah Madhava yang masih senantiasa berdiri diambang pintu dapur.
Aurora menghela nafas kembali menatap Raiden, "Banyak, mama papa akan bercerai."
Raiden semakin terkejut, "Ra, jangan bohong? Gak mungkin mama papa bercerai."
"Mungkin, karena mereka gak saling mencintai."
"Ra, usia lo masih dua belas tahun gue tau lo lagi bohongin gue kan."
Aurora menggeleng cepat, "Aku gak bohong bang, aku serius. Mereka memang akan berceria nanti."
Raiden melihat mata Aurora sudah berkaca-kaca, ia segera menghampiri Aurora. Raiden kembali memeluk erat tubuh Aurora.
Tangis Aurora pecah dipelukan sang kakak, "Mama sama papa berantem, Ara dengar mereka akan berpisah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEST
Teen FictionSequel Nyctophile "Sebelum menyelusuri hidup gue lebih jauh, tolong pastikan dulu hati lo siap terluka atau tidak." "Sekali lagi, tolong cari tahu dulu seperti apa orang yang akan lo jadikan rumah karena tersesat sendirian itu menyakitkan." "Pesan g...