Malam harinya Jisoo terlihat resah di atas ranjang. Ia sudah mengubah posisi tidurnya namun tak bisa juga terlelap.
Entah kenapa ia menginginkan sesuatu yang menurutnya terlalu memalukan untuk diminta. Semakin lama, perasaannya semakin tidak menentu karena ngidamnya belum terpenuhi.
Jungkook yang sudah terlelap kembali terusik karena mendengar grasak-grusuk dari atas ranjang. Anak itu membuka matanya perlahan, berusaha mendudukan diri meski dengan terkantuk-kantuk.
"Kak blum tidur?" Ujarnya dengan suara serak.
Jisoo mengalihkan tatapannya ke arah Jungkook yang tengah menguap dengan surai berantakan.
"Blum, maaf kamu kebangun gara-gara kakak ya Koo?"
"Gapapa kok Kak, kakak mau sesuatu? Atau ada yang bisa Kiki bantu?" Jisoo diam sembari menimbang akan mengutarakan keinginannya atau tidak.
Tangannya tanpa sadar memilin selimut yang membungkus kakinya. Saat ini Jisoo tengah duduk bersandar ke kepala ranjang.
"Bilang aja Kak, siapa tau Kiki bisa bantu." Jungkook tersenyum lembut.
"Duh, bilang gak ya.... " Batinnya resah.
Jam sudah menunjukkan pukul 24.30, itu berarti sudah 15 menit Jisoo masih bungkam.
"Kakak.... " Panggil Jungkook pelan.
"Kakak gak bisa tidur Koo... " Jisoo menunduk.
"Kenapa, kakak ada masalah atau mau Kiki buatin minum?" Jisoo menggeleng.
"Mmmm..... K-kakak mau kamu tidur disini sama kakak" Ujarnya cepat. Sementara Jungkook mengerjap bingung.
"U-udah gapapa, gak usah dipikirin Koo ehehehh, sekarang kamu tidur lagi ya, kakak juga mau tidur. " Tanpa menunggu jawaban dari Jungkook, Jisoo langsung kembali tidur membelakangi anak itu.
"Duh Jisoo.....kenapa kamu bilang sih. Malukan sama Jungkook" Rutuknya.
Namun Jisoo tersentak kaget saat celah ranjang disebelahnya terasa memberat.
"K-kalo aku disini, emang gak kesempitan Kak?"Entah kenapa hati Jisoo terasa berbunga-bunga saat keinginannya akan terpenuhi. Mungkin begini ya rasanya ngidam, batin Jisoo.
"G-gak Kok" Ujarnya gugup sembari bergeser, memberi ruang untuk Jungkook.
Dengan kaku Jungkook mulai merebahkan dirinya di samping Jisoo. Sedikit miring menghadap punggung Jisoo yang tak kalah kaku.
"K-koo, kalo dingin masuk aja kedalam selimut."
"I-iya Kak"
Jungkook membuka selimut yang membungkus tubuh Jisoo kemudian memasukan kakinya, menarik selimut itu perlahan sampai menutupi dadanya dan si kakak.
"S-selamat tidur kak... "
"Selamat tidur juga Kookoo... "
Jisoo tersenyum lembut kemudian memejamkan matanya. Merasakan kehangatan dari tubuh Jungkook di punggungnya.
.........
Adzan subuh telah berkumandang, Jungkook mengerjapkan matanya dan membukanya perlahan.
Setelah kesadarannya terkumpul semua, remaja 17 tahun itu terkejut mendapati wajah Jisoo yang tengah terlelap begitu dekat dengan dirinya.
Jungkook menahan nafas dengan jantung yang berdebar cepat. Tangannya yang tanpa sadar melingkar di pinggang Jisoo terangkat untuk membangunkan si kakak.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...