"Part 21"

831 98 20
                                    


........................................................................
Notes:
-Diharapkan baca setelah buka puasa (biar gak pusing🤣)
-alur mundur (22.30->20.30->18.30)
........................................................................



















Jam menunjukan pukul 22.30 Seorang perempuan nampak duduk resah sembari terus-terusan menatap ke arah pintu utama dan ponsel. Beberapa pesan yang dikirimnya dari 2 jam lalu belum dibaca sama sekali. Bahkan nomor seseorang yang tengah ditunggunya itu juga tidak aktif saat berusaha dihubungi.

Kemudian pandangannya ia alihkan ke atas meja makan, dimana berbagai jenis masakan yang ia buat susah payah tertata rapih dan belum tersentuh sedikitpun. Bahkan soto khas betawi kesukaan orang tersebut juga sudah mendingin.

"Koo, kamu kemana sih. Kok jam segini belum pulang-pulang?"

"Kiki belum pulang juga Soo?" Perempuan yang dipanggil Jisoo melirik ke sumber suara, ternyata itu Irene yang baru keluar dari kamarnya.

"Belum kak, aku takut terjadi sesuatu sama Kookoo"

"Udah coba telpon?"

"Udah tapi nomornya gak aktif."

"Bentar, coba kakak telpon dulu Seokjin, siapa tau kafe emang belum tutup." Jisoo mengangguk, namun belum sempat Irene menghubungi Seokjin, pemuda itu menelponnya lebih dulu.

"Panjang umur si pinky, baru juga mau nelpon, udah nelpon duluan... "

Jisoo menatap kakak iparnya itu harap-harap cemas.

"Ya pinky, kenapa nelpon?"

"..... "

"H-hah?!"

Irene diam memaku, bahkan tanpa sadar ponselnya jatuh ke lantai disusul dengan tubuhnya yang ikut ambruk karena lemas. Jisoo yang panik langsung buru-buru menghampiri Irene, dengan hati-hati ia berjongkok sembari menahan perutnya dengan tangan.

"Kak, kakak kenapa?"

"Hiks... hiks... Kiki Soo... hiks... "

Deg!

"K-kiki kenapa?!" Ujar Jisoo panik, dan hal itu berhasil membangunkan Bunda yang langsung keluar dari kamar dan terkejut melihat anak dan menantunya menangis di lantai.

...........


Kita mundur beberapa jam sebelumnya, yaitu pukul 20.30. Tepat saat kafe sudah tutup. Seokjin dan Yoongi sudah bersiap pulang dengan motor mereka masing-masing. Sementara yang lainnya sudah pulang duluan termasuk Jungkook yang tadi ijin pulang lebih awal karena ada urusan. Lebih tepatnya, anak itu ingin segera pulang untuk menemui Jisoo.

"Yoon, gimana malam pertama kamu sama Jennie?" Celetuk Seokjin sembari mengenakan jaket warna biru.

"Horor" Jawabnya singkat.

"Lah kok horor, harusnya kan romantis atau paling engga erotis wkwkwk" Si pengantin baru itu menatap Seokjin dengan tatapan datar.

"Horor, tuh cwek agresif bener. Daripada sange malah jadi ilfeel liat kelakuannya kayak kucing betina di musim kawin. Kepaksa dah tuh malam pertama aku tidur diatas lemari."

"Ahahaha anjir, kayak kucing aja tidur di atas lemari. Jadi belum gol dong Yoon?"

"Gak, gak minat"

"Jangan gitu, nanti lama-lama juga berubah kamu Yoon, dari kucing mageran jadi maung siap tempur liat Jennie."

Yoongi tidak menanggapi dan hanya mengecek ponsel saat benda itu bergetar tanda pesan masuk. Alis pemuda itu mengerut saat membaca pesan yang dikirim seseorang.

The Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang