Ketika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya.
"Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?"
"T-tapi, putra bu...
Setelah mengantar Lia ke sekolah, Jungkook berangkat ke kantornya. Sesampainya disana ia langsung disambut sapaan ramah dari para karyawan, bahkan beberapa ada yang menatapnya terpesona. Namun Jungkook tidak melirik mereka, seberapa cantik pun para karyawannya itu, didalam hatinya hanya ada satu nama yang sudah ia patenkan dan tidak akan dapat diganti oleh siapapun.
"Selamat pagi pak Jungkook" Sapa Bambam saat Jungkook melewati meja sekertarisnya itu. "Pagi Bam, jadwal saya hari ini apa saja?"
"Hari ini anda ada meeting bersama pak Yuta pukul 10 dan dilanjutkan dengan pertemuan bersama Bu Veronica untuk membahas kerja sama kita minggu lalu sampai jam makan siang" Jungkook mengangguk paham. "Baik kalau begitu, terimakasih Bam" Setelahnya ia masuk kedalam ruangannya untuk membaca beberapa materi untuk meeting nanti. Lagi-lagi fokusnya teralih ke arah bingkai foto diatas mejanya, yaitu foto seorang perempuan cantik dengan gaun putih dan surainya yang tergerai indah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku selalu mencintaimu Sooya... "
...
Jungkook baru saja kembali ke kantor setelah pertemuannya dengan Bu Veronica di restauran italia yang tak jauh dari gedung kantornya. Langkah lebar itu menggema di koridor yang nampak sepi karena para karyawan sudah masuk kedalam ruangan mereka masing-masing karena jam istirahat telah usai setengah jam lalu. Ya, pertemuan tadi memang melenceng dari jadwal karena ada sedikit perdebatan masalah kesepakatan namun setelah mengambil jalan tengah akhirnya kedua perusahaan itu tetap setuju melanjutkan kerja sama.
"Baru kembali Pak?"
"Iya Bam"
"Mmm... Pak"
"Iya?"
"Ada tamu diruangan bapak" Ucap Bambam, Jungkook mengangguk kemudian melangkah masuk kedalam ruangannya. Saat pintu berbahan kayu jati mahal itu terbuka, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah senyum manis seorang perempuan cantik yang kini berjalan ke arahnya. Jungkook memaku sesaat sebelum dengan cepat ia bawa perempuan tersebut kedalam dekapan.
"Aku kangen kamu sayang, kok betah banget sih di Bali"
Perempuan cantik itu terkekeh, ia balas pelukan suaminya tak kalah erat. "Ulululu kasian suami aku kangen ya...aku tinggal satu minggu eheheh" Pelukan keduanya terlepas.
"Betah banget sih disana, kasian tau seminggu ini Lia aku kasih makan telor ceplok mulu" Perempuan tersebut, Jisoo, terkikik kecil. "Duh kasian banget princess aku cuma dikasih telor sama papanya. Kenapa gak pesen aja sih Koo?"
Jungkook terdiam "Eh iya ya, kenapa aku gak kepikiran buat pesen makanan diluar" Jisoo memutar matanya malas.
"Gimana kedaan mama disana?"
"Alhamdulillah udah sehat kok" Jawab Jisoo sembari menatap suaminya yang seminggu ini ia tinggal, karena perempuan kelahiran Januari itu harus menengok ibunya yang tengah sakit di Bali. Jadi setahun lalu setelah Suho memutuskan pensiun dan memberikan perusahaannya kepada Jungkook, ayah dan ibu Jisoo itu pindah ke pulau dewata untuk menghabiskan masa tuanya.