Hari ini Jisoo mulai masuk kuliah, karena tubuhnya sudah agak terbiasa dengan morning sickness yang dialaminya setiap pagi. Perempuan cantik yang kini mengenakan sweater pink longgar itu tengah duduk di kantin menunggu kelas bersama tiga orang sahabatnya.
"Soo, minggu lalu kamu kemana?" Tanya seorang gadis bernama Jennie.
"Iya tuh, tumben gak masuk dan gak ngabarin kita" Timpal gadis bersurai merah, Rose.
"Maaf ya, minggu kemarin aku ada acara keluarga" Ketiga temannya mengangguk paham.
"Oh iya, ngomong-ngomong gimana keadaan baby kamu? Kalo gak salah itung udah 3 bulan kan ya?" Bisik Lisa. Sahabat Jisoo yang agak tomboy.
Jisoo terpaku, kenapa ia bisa lupa jika ketiga sahabatnya itu tau masalah kehamilannya. Jika begini tak ada pilihan lain selain jujur, ya kan?
"Mmmm.... sebenarnya kemarin aku menikah"
"APA?!"
Seketika kantin terasa hening saat 3 primadona kampus berteriak kompak.
"Suuuutt.... Ih kalian kenapa teriak"
"Maaf Soo kitakan kaget" Ngeles Lisa.
"Nikah sama siapa? Kapan? Kok gak ngundang kita?" Tanya Jennie bertubi.
"Nanyanya satu-satu Jen, kebiasaan kamu mah" Timpal Rose dengan logat sundanya yang tiba-tiba muncul.
"Ehehehe ya maaf" Jisoo menghelan nafas kemudian berusaha menjelaskan apa yang dialaminya.
"Kalian taukan aku hamil anak Taehyung?"
"Ya, si brengsek itu" Jennie berdecak sebal mengingat nama seseorang yang sudah membuat sahabatnya hancur.
"Diakan udah gak ada, jadi Ayah menikahkanku dengan seseorang yang masih berkerabat dengannya. Agar nanti pas anaku lahir, sudah ada sosok yang bisa dianggapnya ayah, ya meskipun bukan ayah kandungnya." Sekelebat bayangan Jungkook yang tengah tersenyum melintas di pikirannya. Dah hal itu membuat Jisoo tersenyum samar.
"Kenapa harus sama laki-laki yang masih ada hubungan darah sama si brengsek itu sih?!" Lisa mengepalkan tangannya emosi.
"Memang kalian pikir, ada laki-laki di luaran sana yang sudi menikahi perempuan yang sedang hamil anak orang lain?" Jennie, Rose dan Lisa terdiam dengan ucapan Jisoo itu.
"Jadi, pernikahan kalian karena keterpaksaan?" Jisoo mengangguk.
"Iya, tapi aku bersyukur, sosok itu mau menerimaku dengan baik meski kami tidak menikah atas dasar cinta. Dia sosok yang baik, ceria, dan manis."
"Syukulah kalo dia gak brengsek kayak saudaranya itu. Btw, namanya siapa?"
"Nanti kalian akan tau, kalo udah saatnya..."
"Ah gak seru main rahasia-rahasiaan!" Jisoo tertawa melihat ketiga sahabatnya sepenasaran itu dengan suaminya.
Bagaimana kalau mereka tau, jika suaminya seorang siswa SMA?
.........
Dari Jisoo kita beralih ke Jungkook yang saat ini sudah berada di kafe untuk memulai kerja di hari pertama.
"Nah Jungkook, kamu akan di training dulu selama 1 bulan. Kalo kerjamu bagus, kamu akan diangkat jadi pegawai tetap. Ini seragammu, kamu bisa ganti diruang belakang. Nanti kamu akan diajarkan oleh ketiga orang itu" Tantenya Bambam menunjuk tiga orang yang kini ada dihadapan Jungkook.
"Yang itu namanya Yoongi, kamu bisa panggil Bang Yoongi. Disini dia bekerja sebagai kasir. Nah kalo yang tinggi itu Bang Seokjin, dia chefnya. Nah ini rekan kamu Yeri, ada juga yang lainnya seperti Hoseok dan Joy yang saat ini sedang ijin. Mungkin kalian seumuran, tapi dia sudah lama kerja disini. Kamu akan diajarkan oleh Yeri, kalo ada apa-apa jangan sungkan untuk bertanya ya Kook."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...