"Hoek.... hoek.... hoek... "
Pagi ini Jisoo sudah sibuk memuntahkan sarapan paginya di kamar mandi ditemani Jungkook yang setia mengusap tengkuknya, tentunya sesuai perintah Bunda sebelum berangkat ke warung tadi.
"Kook, udah gapapa, kamu berangkat sana nanti telat.. " Ujar Jisoo lemas.
"Terus kakak gimana?" Tanya anak tersebut dengan mata berkaca-kaca.
"Kakak gapapa, ini wajar kok buat perempuan yang lagi hamil."
"Mmm... Yaudah deh, tapi kalo ada apa-apa langsung telpon Kiki ya Kak" Jisoo mengangguk sementara Jungkook bergegas ke sekolah karena 20 menit lagi bel masuk berbunyi.
Jisoo melangkah pelan ke ruang tengah kemudian mendudukan dirinya di sofa.
"Nih, minum dulu Soo" Irene datang sembari menyimpan secangkir teh hangat di atas meja.
"Makasih kak" Irene mengangguk.
"Soo, kakak mau ngomong sama kamu" Jisoo meletakan tehnya setelah minum satu teguk.
"Iya kak?"
"Kakak cuma mau ngasih pesen sama kamu, jangan terlalu berharap sama Jungkook ya. Bukannya apa-apa, kamu lihat sendiri kan sifat Jungkook masih kekanakan dan manja? Jungkook belum siap dan belum mengerti apa itu pernikahan, dan bagaimana tugas suami. Bahkan Jungkook belum pernah dekat dengan perempuan sebayanya. Kakak cuma gak mau kamu kecewa."
"Iya gapapa kok kak, Jisoo ngerti. Maaf ya kak, gara-gara Jisoo masa depan adik kak Irene jadi hancur" Jisoo menunduk sedih.
Melihat hal itu, Irene langsung mendekat dan memeluk adik iparnya itu.
"Bukan salah kamu Soo, ini semua sudah jalannya sang takdir untuk kamu, Taehyung dan Jungkook. Kakak gak marah sama kamu atau siapapun, jadi kamu jangan merasa bersalah."
"Makasih ya kak.. "
"Iya, Soo maaf ya kakak gak bisa nemenin kamu, kakak harus kerja. Kamu diem aja dirumah kalo gak enak badan jangan berangkat ke kampus dulu"
"Iya kak" Jisoo mengangguk kemudian tersenyum ke arah Irene yang beranjak pergi.
"Aku bersyukur bisa ketemu sama keluarga sebaik keluarga kamu Tae" Batin Jisoo.
.........
Sementara itu, Jungkook nampak melamun di kursinya. Kebetulan hari ini guru mata pelajaran tidak hadir, jadi mereka hanya mengerjakan tugas tanpa di awasi.
"Kook, kenapa sih dari tadi kita perhatiin ngelamun terus?" Ujar Bambam.
"Lagi ada masalah, sini cerita sama kita" Timpal Mingyu.
"Gapapa kok, Kiki lagi bingung aja.. " Ujarnya lesu.
"Bingung kenapa?"
"Kiki mau nyari kerja sampingan, kalian bisa bantu nyari gak?"
"Serius kamu mau nyari kerja?" Jungkook mengangguk yakin.
"Sebenarnya kafe milik Tanteku lagi butuh karyawan sih, kalo kamu mau nanti pulang sekolah kita kesana"
"Serius Bam?"
"Iya"
"Makasih Bamie" Jungkook tersenyum lebar dan hal itu tak luput dari pandangan seorang gadis yang diam-diam memperhatikan Jungkook dengan wajah merona.
"Mmm.... Kook" Ucap Yugyeom teman sebangku Mingyu.
"Iya?"
"Sejak kapan kamu pake cincin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...