Sepulang dari toko buku Jisoo langsung pulang kerumah sembari menenteng sebuah paperback dan kantong kresek hitam."Assalamu'alaikum.... "
"Waalaikumsalam, udah pulang Soo?"
"Iya bunda" Jawab Jisoo sembari mencium tangan Bunda.
"Bund, Kookoo mana?" Belum sempat Bunda menjawab, orang yang ditanyakan Jisoo muncul dari arah kamar mandi.
"Loh, kakak udah pulang?"
"Iya Koo, oh iya ini kakak punya sesuatu buat kamu"
Dengan senyuman cantiknya Jisoo memberikan kresek hitam tadi kepada Jungkook.
"Ini apa kak?"
"Coba kamu buka aja" Irene yang tengah makan seblak di ruang tengahpun langsung mendekat karena penasaran.
Jungkook memasukkan tangannya kedalam plastik, dapat ia rasakan ada dua buah benda bulat keras dan sebuah tali. Saat ia angkat nampak lah sebuah permainan jaman dulu yang kini tren kembali.
"Kakak bawain lato-lato buat kamu!" Jisoo tersenyum lebar sementara Jungkook mengedip kan matanya bingung. Berbeda dengan Irene yang sudah tertawa ngakak sampai-sampai tersedak kuah seblak."Tapi Kiki gak bisa maennya kak" Ungkap Jungkook sembari menatap lato-lato berwarna merah ditangannya.
"Gapapa, kamu coba dulu ya. Kakak pengen banget liat kamu maen lato-lato." Jungkook mengangguk sebagai jawaban, kemudian mencoba memainkannya.
Tok
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara saat kedua bola itu saling bertubrukan.
Tangan Jungkook kaku dan permainannya terlihat amatir, namun dimata Jisoo itu terlihat mengagumkan. Maklum bawaan ngidam.
"Dulu, jaman Bunda kecil juga ada. Cuma namanya bukan lato-lato, tapi nok-nok." Celetuk Bunda. (Ini sesuai yang author tau dari mamanya author ya wkwk)
"Oh gitu Bund, aku kira itu maenan jaman sekarang." Ucap Irene.
"Bukan, cuma sekarang booming lagi" Irene dan Jisoo mengangguk paham dengan penjelasan Bunda.
"Ki, kakak nyobain dong" Jungkook memberikan benda tersebut ke tangan Irene.
Tok
Tok
Tok
Pletak!
"Aw!" Karena salah cara, lato-lato itu malah memantul mengenai kening Irene sampai memar. Bukannya kasian, Jungkook dan Bunda malah tertawa begitupun Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...