Suster Dahyun masih terdiam dengan wajah blanknya. Jujur, perkataan remaja didepannya ini seperti candaan di telinganya. Untung saja tak lama dari itu datanglah Lisa dan ikut meyakinkan jika yang dikatakan remaja berseragam SMA itu memang benar adanya. Maka suster yang masih magang itu mengangguk dan menyuruh remaja yang mengaku suami sang pasien untuk masuk.Jantung Jungkook berdebar cepat dengan keringat dingin yang kini membasahi kening dan telapak tangannya yang bergetar gugup sekaligus takut. Apalagi saat melihat keadaan si kakak istri yang nampak meringis dengan wajah pucatnya. Tanpa bertele-tele Jungkook langsung duduk dikursi sebelah ranjang Jisoo dan langsung menggenggam erat tangan si cantik yang kini tengah mendengarkan arahan dari dokter Hyekyo.
"Kakak kuat, kakak pasti bisa, Kiki yakin itu" Ucapnya tegas sembari mencium tangan Jisoo yang ada dalam genggamannya.
Jisoo tidak menjawab, namun setelah mendapat ucapan tersebut ia merasa jika semangat dan tenaganya bertambah dua kali lipat. Sehingga ketika menit berjalan menyentuh angka 30, dengan tenaga terakhirnya Jisoo berhasil melahirkan buah hatinya dengan lancar, disusul suara tangisan bayi yang terdengar kencang di seisi ruangan.
"Alhamdulillah.... "
"Kamu berhasil sayang, kamu hebat.." Ditengah kesadarannya yang mulai menipis Jisoo seperti mendengar bisikan suara berat milik ayah biologis sang anak, Taehyung, dan juga ungkapan rasa syukur dari suami kecilnya. Hingga akhirnya kegelapan berhasil merengut kesadarannya diiringi pekikan panik dari Jungkook.
"Dok, Sus, k-kak Jisoo kenapa?!"
Melihat ketakutan yang tergambar jelas di wajah suami pasiennya, dokter Hyekyo langsung memeriksa keadaan Jisoo. Dan beliau mengatakan jika ibu muda itu hanya tertidur karena kelelahan, tidak ada masalah apapun.
Sementara diluar ruangan bersalin yang kini sudah ramai oleh orang tua dan sahabat Jungkook serta Jisoo menghela nafas lega setelah suara tangis bayi terdengar. Dan tak lama dari itu munculah Jungkook masih dengan seragam SMAnya menggendong seorang bayi mungil yang masih merah dalam bedongan kain berwarna pink.
"Alhamdulillah... " Ucap semuanya lega, bahkan Bunda sampai menangis haru melihat cucu pertamanya itu. Begitupun dengan Yoona dan Suho yang baru saja tiba dari bandara.
"Kedaan Jisoo gimana Ki?" Tanya Irene.
"Kata dokter kakak tidur karena kelelahan, dan sebentar lagi bakal dipindahin keruang rawat." Semuanya mengangguk paham.
Sementara itu Jisoo dialam bawah sadarnya atau bisa dibilang alam mimpi, perempuan itu bertemu dengan sosok mendiang sang kekasih yang kini tersenyum dan memeluknya erat diantara luasnya padang rumput.
"Tae..... " Panggilnya mendayu yang berhasil membuat si pemuda terkekeh.
"Kamu hebat Sooya, kamu berhasil membawa anak kita ke dunia"
"Iya Tae hiks... hiks" Jisoo terisak dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Taehyung.
"Karena urusanku didunia sudah selesai, sekarang aku bisa pergi dengan tenang... " Pelukan hangat itu terlepas dengan Jisoo yang memandang wajah tampan yang selama ini ia rindukan dengan mata berkaca.
"M-maksud kamu apa Tae?"
"Sooya, sebelumnya aku mau minta maaf karena gak bisa tanggung jawab sama kamu dan baby. Tapi satu hal yang harus kamu tau, aku akan selalu mencintai dan menyayangi kalian sampai kapanpun. Setelah ini berbahagialah bersama Jungkook, karena dia yang akan menggantikan tugasku sebagai seorang suami sekaligus ayah. Lupakan aku, dan mulailah cintai dia seperti kamu mencintaiku." Taehyung memandang wajah Jisoo sembari tersenyum lembut, tak lupa tangannya mengelus pipi tembam kekasihnya itu sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...