Acara ijab qobul sudah berlangsung 30 menit yang lalu, dan kini pasangan pengantin baru itu sudah menempati singgasana mereka dengan pakaian adat khas sunda. Seokjin terlihat begitu tampan dan gagah dengan setelan jas putih senada dengan Irene yang terlihat begitu cantik dengan kebaya dan sanggulnya.
Keduanya nampak menebar senyum bahagia ketika beberapa tamu memberi ucapan selamat, dan tibalah di acara yang paling ditunggu-tunggu oleh kaum ngebet kawin (part 2). Apa lagi jika bukan pelemparan bunga? Doakan saja semoga pelemparan bunga kali ini tidak seabsurd saat pernikahan Jennie-Yoongi beberapa bulan lalu.
"Yank, ini lemparnya gimana, lurus, kekanan, atau ke kiri?"--Seokjin
"Lurus ajalah yank"--Irene
"Oke kalo gitu"
MC sudah menghitung mundur dari 10,dan saat angka satu disebut dengan kencang, Irene dan Seokjin langsung melempar bunga tersebut dengan penuh tenaga.
Hap!
Seorang pria tinggi berhasil mendapatkan bunga tersebut, padahal ia hanya numpang lewat ditengah aula, karena tujuan utamanya adalah menghampiri seorang perempuan cantik dengan bayi perempuan di gendongannya.
"Cie...... Kak Joon bentar lagi nikah cie...... " Jisoo tersenyum menggoda ke arah Namjoon. Ya, ternyata Namjoon lah yang mendapatkan bunga tersebut. Sementara Hoseok yang sedari tadi berharap malah tidak dapat sama sekali. Padahal tanpa mendapat bungapun, sahabat dari Seokjin itu memang akan menikah satu bulan lagi dengan kekasihnya, Joy.
"Apaan sih Ji, ngawur aja kamu."
"Loh kok ngawur sih? Kakak kan udah dewasa, udah mapan juga, jadi buat apa nunggu-nunggu lagi?"
"Iya, tapi calonnya belum ada mau gimana lagi?"
"Eh, kakak belum punya pacar?" Namjoon menggeleng sembari menatap buket bunga ditangannya dengan sendu.
"Ngenes juga ya nasib kakak ahahahah" Jisoo tertawa, sementara Namjoon menatapnya datar. Berbeda dengan Lia yang cuek di gendongan Jisoo.
"Jangan ngejek juga dong Ji. Nih, mending buat kamu aja bunganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Husband
FanfictionKetika pemuda baik nan manis yang masih berusia 17 tahun dan masih mengenyam pendidikan di kelas 2 SMA, di tuntut untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan mendiang kakaknya. "Bukannya nyonya memiliki satu putra lagi?" "T-tapi, putra bu...