kisah awal

129 10 0
                                    

Semesta yang kembali menunjukkan Bagaskara nya yang memberikan tanda bahwa kehidupan selanjutnya akan di mulai.

Seorang gadis yang masih bergulat manja dengan selimut nya, sampai suara seseorang mengintruksikan dirinya untuk bangun dari alam mimpi.

"Astaghfirullah adek, ini udah jam berapa? kamu mau bangun jam berapa? buruan bangun terus mandi!" suara laki-laki yang merupakan kakak pertama dari dari gadis cantik bernama Sekar Alia Gantari Valencia.

Gadis itu langsung menyibakkan selimut nya asal, kemudian ia langsung bergegas berjalan ke kamar mandi.

Dani Antaresta Valencia yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara itu langsung turun kebawah meninggalkan kamar sang adik bungsu.

"Dan, si adek udah bangun?"tanya Naufal Andrean Valencia yang merupakan kembaran keempat dari seorang Dani.

"Udah Pal, paling lagi siap siap"

Rutinitas Naufal dan Dani setiap pagi adalah memasak dan menyiapkan sarapan seperti saat ini.

"Dan, mending lo siapin piring aja deh ini masakan uda jadi juga." Ucap Naufal yang menyuruh Dani untuk menyiapkan piring dan peralatan yang lainnya.

"Masak apa lu Pal" tanya seorang yang bernama Hendra Julian Valencia yang diikuti oleh Jenaka Derian Valencia

"Masak nasi goreng aja lah Ndra udah buru buru. Gua tadi telat bangun, gapapa kan gua masak nasi goreng? "tanya Naufal pada saudara kembarnya.

"Gapapa Pal santai aja, oh ya Sekar mana kok belum keluar tumben" ucap Hendra yang menanyakan keberadaan adek perempuan satu-satunya.

Tak lama kemudian gadis yang di cari, keluar dengan teriakan khasnya.

"ABANG YUHUU, ADEK UDAH TURUN, DIMANA SIH? KOK SEPI BANGET. YAALLAH, JANGAN JANGAN ADEK DI TINGGAL LAGI, HUAA ABANG"

Sedangkan keempat saudara kembar itu tau dari mana asal suara tersebut, Sudah menjadi kebiasaan Sekar setiap pagi hari.

"Di dapur dek!" teriak Jenaka

Gadis yang semula berada di ruang tengah langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, ketika ia mendengar teriakan dari Jenaka yang berasal dari dapur.

"Abang kenapa gak bilang kalau di dapur! kan Sekar jadi panik kirain udah di tinggalin! adik-" cerocos Sekar dengan suara yang sedikit tinggi

"Dari pada kamu ngomel gak jelas, mendingan kita langsung makan aja" ucap Jenaka pada sang adik sebelum berbicara lebih panjang.

Kelima saudara itu makan dengan tenang tidak ada yang berbicara satupun, hanya dentingan sendok dan
piring yang bersahutan.

Jam menunjukkan pukul 06.00 WIB mereka semua telah menyelesaikan sarapan pagi, dan hari ini adalah tugas Hendra untuk mencuci piring kotor.

Sekar yang masih menunggu Hendra mencuci piring, sesekali ia membantu sang A'a untuk meletakkan piring yang sudah di cuci ke dalam rak.

"Sekar kamu mau berangkat sama siapa?" tanya Dani pada Sekar.

"Hmm, Sekar berangkat sama A'a aja, Kakak kalau mau berangkat, duluan aja" balasnya sambil menyalimi tangan ketiga kakaknya yang sudah rapi dan siap untuk berangkat ke sekolah.

Ketiga laki laki kembar berjalan keluar rumah sambil menaiki motor milik mereka masing-masing.

"Udah dek, yuk buruan berangkat. A'A udah selesai cuci piring, jangan lupa di kunci pintunya." Ucap Hendra sambil melangkahkan kaki dan mengambil kunci motor yang ada di ruang tengah.

Selesai mengunci pintu rumah, Sekar langsung naik keatas motor ninja milik Hendra.

"Udah belum dek? jangan lupa pegangan"tanya Hendra sambil memperingati sang adik untuk pegangan.

Di perjalanan hanya suara motor dan mobil yang berlalu lalang, untuk memecahkan keheningan mereka berdua, Sekar mulai membuka percakapan "A', kenapa ayah kok gak pulang ya, padahal kan adek udah kangen" Hendra hanya terdiam dirinya saja tidak tahu mengapa ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaan."mungkin ayah lagi lembur dek, atau gak ada meeting dadakan atau gak lagi istirahat." Balas Hendra pada sang adik. sedang kan gadis cantik yang di jok belakang hanya tersenyum lalu diam.

Tak terasa mereka berdua telah sampai di depan gerbang sekolah milik Sekar yaitu SMP N 1 Semanggi. Sekar langsung turun dari jok motor milik Hendra. sebelum masuk ia tidak lupa menyalimi tangan Hendra.

"Masak yang di cium tangannya doang pipi A'a nya gak di cium nih" ucap Hendra pada Sekar

Setelah mendengar ucapan seperti itu dari Hendra Sekar langsung berjalan masuk. biasanya jika ia tidak mau mengecup pipi milik Hendra, maka Hendra lah yang akan mengecup pipi miliknya. karena Sekar tidak mau, ia geli dan ia juga bukan anak kecil lagi. walaupun ia tau kalau kecupan adalah tanda sayang seorang kakak pada adiknya.

Hendra yang terkekeh melihat adiknya langsung ngacir kedalam. Setelah memastikan bahwa punggung milik Sekar sudah tidak terlihat ia langsung melajukan motor menuju sekolah milik nya.

"Kak Sekar"

"Mb Sekar"

"Kak Sekar"

"Eh kak Sekar"

Kira kira seperti itulah sapaan anak anak kelas 7 dan 8, sedangkan Sekar hanya membalasnya dengan senyuman.

Setelah Sekar memasuki kelasnya ia di sambut oleh 6 temannya.

"Tumben Kar lu baru berangkat" ucap Desi pada Sekar

"Biasalah kayak gak tau gua aja"

Sekar berjalan menuju tempat duduknya dan langsung menaruh tas miliknya.

"Kantin yuk kar, laper nih gua belum sarapan"

Gadis itu terdiam dan berpikir sejenak, belum sempat ia menolak ajakan itu tangannya sudah di tarik terlebih dahulu.

"Udah ah yuk kebanyakan mikir lo," ajak Ririn sambil menarik tangan kanan Sekar.

6 gadis itu sudah sampai di kantin salah 2 dari mereka memesan makanan, sedangkan Sekar hanya memesan minuman coklat kesukaannya.

Lima menit berlalu bel masuk berbunyi dengan nyaring. Semua anak yang berada di kantin langsung berjalan menuju kelas mereka masing-masing, tak terkecuali ia dan kelima temannya.

Jam pelajaran sudah di mulai berjalan sejak lima belas menit Sekar yang sudah tidak kuat menahan kantuk menyerang hanya bisa menahan kedua matanya agar tidak tertutup, namun sayang seribu sayang belum sempat ia menutup kedua matanya gebrakan di mejanya membuat ia langsung membelalakkan kedua matanya.

"Jangan ngantuk, masih pagi Sekar" ujar Hanan selaku teman akrab sewaktu kelas 8

Decakan kecil keluar dari bibir gadis yang berada di sebelahnya, Hanan langsung memilih untuk bertukar kursi dengan Ririn selaku teman sebangkunya.

"Ngapain lo, pindah kesini? Ganggu aja!" Gerutu gadis yang berada di sebelah kanannya sembari menelungkup kan kepala diatas tangannya. 

Belum sempat Hanan mengucapkan kata yang akan di lontarkan pada perempuan yang berada di sebelahnya, ia menyadari bahwasannya gadis itu tak lagi berbicara. Hanan hanya terkekeh melihat gadis yang berada di sebelahnya sudah tertidur begitu pulas.

"Bisa ya, Lo tidur disaat kelas berisik kayak gini" bisiknya sambil mengelus surai hitam milik Sekar.

Jangan lupa vote komen ya, oh btw jangan lupa beri saran atau kritik makasih

Akan beberapa perombakan cerita dan tokoh dari cerita sebelumnya.

TBC

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang