Rumah Bunda

24 3 0
                                    

Dan yups benar sekali ucapan sang bunda ternyata benar si adik tidur, tapi tidak dengan Malvin ia sedang bermain game online di dalam sana.

Suara berisik dari luar kamar mengalihkan pandangan Malvin dari ponselnya, ia menoleh kan kepalanya kearah pintu kamar kamar.

"Bang Malvin!" teriak Naufal.

Sttt...sttt...

"Lu pada ngapain berisik anjiir, kalian liat noh si adek lagi istirahat." tunjuk Malvin oada pada orang yang tengah terlelap dia atas kasur miliknya.

"Sejak kapan dia tidur bang?" tanya Hendra

"Baru aja, mendingan kita main ajalah sambil nunggu si adek bangun"

Hampir 2 jam mereka semua terlelap diatas lantai dengan keadaan handphone yang masih menyala, Melati yang melihat pemandangan itu hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah anak anaknya.

Ia melihat si bungsu yang mulai bangun dari tidur lelapnya, wanita
berusia setengah paruh baya itu langsung menghampirinya.

"Udah bangun princess nya bunda, nyaman banget ya" ucapnya sambil mengusap lembut rambut milik gadis itu.

Sekar yang nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya pun langsung mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

Ia terkejut ketika melihat pemandangan yang ada di depannya."sejak kapan bun mereka kesini?perasaan tadi belum disini" tanya anak itu sambil mengucek matanya.

"Udah dari tadi, kamunya tidur gak bangun bangun."

Kelima lelaki itu kemudian bangun dari tidur lelapnya, sembari mengumpulkan nyawa yang benar-benar terkumpul mereka tersenyum kearah sang adik.

Selang beberapa menit kelima anak itu langsung berpamitan.

"bunda kita pulang dulu. ya udah
malem, nanti ayah nyariin" ucapa Sekar sambil menjabat tangan milik Melati.

Wanita itu menampilkan senyum manisnya. ia tidak pernah menyangka bahwa akan bertemu kembali dan sedekat ini pada Sekar.

Gadis itu langsung bergabung dan duduk di antara Jenaka dan Naufal.

Sesampainya di rumah ia terkejut dengan sosok perempuan yang dibawa oleh ayahnya.

"Sekar kenalin ini calon ibu kamu dan nanti kamu juga bakal dapet temen" seperti itulah penjelasan Chiko pada anak bungsunya yang dengan santai nya melahap nasi yang ada di depannya.

" Kalau adek gak mau, gimana dong?mending ayah nikah sama Tante Melati dari pada sama wanita ini" ucapn sambil memutarkan bola mata.

"Adek sst.. gak sopan kayak gitu" bisik Naufal pada si bungsu.

"Kalo adek gak setuju gimana? ayah bakalan tetep nikahkan sama perempuan itu, jadi ngapain minta persetujuan adek kalo ujungnya kalian berdua juga bakalan nikahkan? kalo gitu adek pamit dulu ya" sindirnya sambil meletakkan sendok yang ia genggam, kemudian langsung melangkahkan kakinya keluar rumah.

"Sekar! jaga ucapan kamu, dia itu ibu kamu. Ayah sama Tante Rania udah nikaha sekitar 2 Minggu lalu." jelas Chiko agar putrinya itu mendengar.

Semua orang terdiam, bahkan mereka semua pun canggung.

"Udah gak usah di pikirin ya sikap Sekar, dia emang kayak gitu klo ketemu orang baru" ucap Chiko sambil memecahkan keheningan diantara mereka.

*****

Ketika Bagaskara menampakkan wujudnya, Sekar terbangun dan langsung berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sesampainya di sekolah ia dan teman-temannya langsung menuju kantin untuk membeli makanan.
mie ayam yang mereka pesan pun akhirnya datang. mereka semua melahapnya dengan keadaan yang hening tidak ada yang berbicara satu pun.

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang